Penulis
Intisari-Online.com -Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-70, Tim Hannigan, pengarang buku asal Inggris, meluncurkan buku terbarunya , A Brief History of Indonesia, di Periplus Plaza Indonesia (20/8). Buku ini merangkum kisah Indonesia dari masa prasejarah hingga pemilihan presiden 2014 lalu.
Saat pertama kali menjejakkan kaki di Indonesia, Tim mengaku sudah tertarik dengan negara ini. Ia juga selalu tertarik dengan kisah sejarah negara-negara yang dikunjunginya. Pria lulusan University of Gloucestershire ini pun mengunjungi salah satu toko buku di Bali untuk mencari lebih banyak mengenai sejarah Indonesia. Namun, apa yang ia temukan ternyata tidak sesuai harapannya. Kebanyakan buku-buku tentang sejarah Indonesia terdiri dari kata-kata ‘berat’ dan membosankan. Oleh karena itulah, akhirnya Tim ingin membuat buku sejarah Indonesia yang diceritakan secara fun dan menarik.
“Tujuan membuat buku ini bukan untuk mengubah cara pandang, tapi bagaimana caranya agar sejarah Indonesia menarik untuk dibaca. Agar orang-orang lebih tertarik dan antusias pada Indonesia,” ujar Tim dengan semangat. Dengan buku ini, ia ingin memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia agar para pelancong asing tertarik untuk mengunjungi Indonesia.
Proses menulis buku ini memerlukan waktu dua tahun. Namun, pencarian data mengenai sejarah Indonesia sendiri memakan waktu hingga 10 tahun. Data yang sangat banyak itu cukup menyulitkan Tim saat penyusunan buku ini. “Merangkum banyak sejarah agar ceritanya lebih pendek dan simpel, itu yang sulit” cerita Tim.
Pria yang sudah tinggal di Indonesia selama 13 tahun ini harus merencanakan dan menentukan dengan baik cerita apa yang ingin disampaikan pada setiap bab di bukunya. Agar lebih menarik, buku ini ditulis dengan gaya bercerita dan menonjolkan karakter utama.
Buku Tim sebelumnya yang berjudul Raffles and the British Invasion of Java saat ini sedang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Untuk itu, ke depannya Tim berharap buku A Brief History of Indonesia ini juga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bisa didistribusikan ke sekolah-sekolah di Indonesia, agar anak-anak dan remaja bisa menyukai sejarah. Ia melihat, penyebab utama mengapa mereka tidak suka membaca buku sejarah adalah karena penjelasannya yang bertele-tele dan membosankan.