Find Us On Social Media :

Thrill Oust 2.0, Bikin XC Jadi Nyaman

By YDS Agus S., Selasa, 20 Oktober 2015 | 17:45 WIB

Thrill Oust 2.0, Bikin XC Jadi Nyaman

Intisari-Online.com - Suatu ketika saya pernah mendapat guyonan saat bersepeda bareng seorang bapak-bapak di Taman Kota 2, BSD, Serpong, Tangerang Selatan. “Main XC (cross country – bersepeda di alam bebas) tapi pakai fullsus itu berarti sudah bapak-bapak,” katanya sambil ketawa. Karena tak mau disebut bapak-bapak, maka bapak-bapak tadi menggunakan sepeda hardtail (HT) meski usia sudah hampir menginjak kepala 6.

Guyonan tadi ada benarnya juga jika mengaitkan bapak-bapak dengan kondisi fisik. Umumnya, bapak-bapak mengacu ke kondisi fisik yang sudah melemah. Sementara untuk melakukan XC diperlukan fisik yang lebih dari cukup. Selain diperlukan untuk melahap tanjakan dan menaklukan turunan, trek XC yang dominan tanah kadang tak rata alias bergelombang.

Nah, bayangkan jika melaju di medan seperti itu tanpa dibantu suspensi belakang. Kaki akan lebih banyak menahan tubuh karena posisi bersepeda harus berdiri. Itu jika menggunakan sepeda HT, karena kalau memaksa duduk di sadel pantat akan terguncang-guncang. Sedangkan jika menggunakan sepeda fullsus, pantat sedikit nyaman untuk duduk di sadel. Kaki pun berkurang kerjanya.

Terlepas dari guyonan tadi, XC dengan sepeda fullsus memberikan kenyamanan tersendiri. Paling tidak kaki berkurang bebannya dalam menyangga berat tubuh. Jika ingin merasakan sensasi ber-XC dengan sepeda fullsus, Thrill Oust 2.0 bisa menjadi pilihan. Dalam rilis beritanya dijelaskan, sepeda kelas pemula (low entry) ini tidak untuk digunakan dalam kompetisi balap sepeda.

Saya pun menjajalnya di Jalur Parigi Baru, plus sebagian Jalur Pipa Gas. Dua trek yang terletak di kawasan Serpong ini cukup mumpuni untuk melihat kinerja sebuah sepeda. Ada tanjakan teknikal, turunan curam, jalur lurus bergelombang.

Dari sosoknya Oust tampak kokoh dengan tubing frame yang besar. Dua hal yang menarik perhatianku adalah cassete megarange dan standar tengah. Jarang-jarang pabrikan memasang cassete megarange 7 speed dengan ukuran terbesar 34 seperti ini di sepeda low entry. Adanya megarange ini sangat membantu ketika menaklukan tanjakan dan begitu tiba di puncak tanjakan kita bisa langsung menambah speed dengan sedikit usaha. Sekali tekan saja sepeda sudah melaju cukup kencang.

Lalu soal standar tengah, ini juga jarang terpasang di sepeda gunung. Ada yang bilang karena mengganggu dan malah bisa bikin ribet karena bisa nyangkut ke semak atau tanaman menjalar saat main tanah. Bisa jadi karena dulu belum populer standar tengah. Adanya standar belakang yang nyantol di chainstay dan seatstay. Adanya standar tengah membantu ketika berhenti di sembarang tempat tak perlu kebingungan mencari sandaran sepeda.

Sebagai sepeda low entry, jangan berharap terlalu banyak dari komponen-komponen yang terpasang. Sistem perpindahan gigi masih menggunakan Shimano Tourney TX yang juga low entry. Untuk bersepeda santai melibas lintasan alam (fun XC) memang tak terlalu mengganggu. Namun untuk sedikit lebih memacu adrenalin layaknya ikut balapan, baru terasa. Selain berisik ketika melewati trek bergelombang, pemilihan gir secara cepat kadang bikin frustasi. Maunya cuma berpindah satu gir, tahu-tahu melompat ke beberapa gir. Alhasil, tenaga pun menjadi tak efisien. Toh pihak pabrik sudah memberikan klausul bukan untuk balapan.

Ayunan suspensi belakang terasa lembut. Sangat membantu ketika melibas jalanan bergelombang. Trek JPB yang tengah dilanda kekeringan saat ini menyimpan banyak jalur bergelombang seperti ini. Melibasnya dalam kecepatan tinggi nyaman-nyaman saja tanpa pantat harus diangkat. Agak sedikit kurang nyaman ketika melibas trek di JPG yang kadang lubangnya agak dalam. Pantat harus sedikit diangkat jika tak mau nyeri. Suspensi Oust memang berbentuk coil yang tentu saja peredamannya berbeda dengan suspensi gas atau cairan. Kemembalannya agak kasar.

Bagaimana dengan suspensi depan? Pengaturan keras lembutnya sedikit membantu meredam kemembalan ketika digunakan menikung. Begitu juga ketika melewati drop off lengan tangan tak terlalu bekerja keras menahan laju sepeda.

Sekadar untuk fun XC okelah. Jika ingin lebih, upgrade beberapa komponen dasar seperti groupset.

PT. Indonesia Bike Works selaku pembuat Thrill Oust mengeluarkan dua varian, 2.0 dan 1.0. Berbeda dengan pesaingnya yang memberikan penomoran semakin tinggi untuk kasta lebih bagus, PT. Indonesia Bike Works melakukan hal sebaliknya. Angka kecil berarti varian tinggi. Makanya, Thrill Oust 1.0 memiliki spesifikasi yang lebih bagus dibandingkan 2.0.