Inilah Peninggalan Kerajaan Majapahit, Ada Candi, Prasasti hingga Kitab

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Runtuh pada abad ke-15, apa saja peninggalan Kerajaan Majapahit?

Kerajaan Majapahitmerupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia.

Hal ini dikarenakan wilayah kekuasaannya yang sangat luas, bahkan hampir mencakup seluruh nusantara.

Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya ini berkuasa sekitar dua abad, lebih tepatnya antara 1293-1500 M.

Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit berlangsung pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Gajah Mada sebagai patihnya.

Kerajaan Majapahit mempunyai banyak peninggalan yang menjadi sumber sejarah dan bukti keberadaannya.

Lantas, apa saja peninggalan Kerajaan Majapahit?

Melansir Kompas.com, berikut ini daftar peninggalan Kerajaan Majapahit baik yang berupa candi, prasasti, dan kitab.

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Candi Tikus

Candi Tikus terletak di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Bangunannya berbentuk seperti petirtaan, sehingga banyak yang menduga bahwa dulunya adalah tempat pemandian bagi keluarga kerajaan.

2. Candi Bajang Ratu

Candi Bajang Ratu atau Gapura Bajang Ratu adalah gapura terbesar Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto.

Dari Kitab Negarakertagama, diketahui bahwa gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk ke bangunan suci.

Candi yang memiliki struktur vertikal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap, serta terdapat relief Sri Tanjung yang dipercaya sebagai penangkal bahaya.

3. Candi Wringin Lawang

Candi Wringin Lawang atau Gapura Wringin Lawang terletak di Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto.

Gapura setinggi 15,5 meter ini diduga sebagai pintu gerbang ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.

4. Candi Brahu

Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, yang pada masanya digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit.

Nama Brahu diperkirakan berasal dari kata Wanaru atau Warahu yang didapatkan dari sebutan bangunan suci.

5. Candi Pari

Candi Pari adalah bangunan yang dibangun di Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Bangunannya disusun dari batu bata segi empat yang menyerupai pura di Bali.

6. Candi Penataran

Candi Penataran adalah candi Hindu terluas dan termegah di Jawa Timur yang letaknya berada di Desa Penataran, Nglegok, Blitar.

Diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri, yaitu sekitar 1200 Masehi.

Pembangunannya kemudian baru selesai pada 1415, saat Kerajaan Majapahit diperintah oleh Wikramawardhana.

7. Candi Jabung

Candi bercorak Hindu ini terletak di Desa Jabung, Paiton, Probolinggo.

Struktur bangunan candi ini terlihat mirip dengan Candi Bahal di Sumatera Utara yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

8. Candi Sukuh

Candi peninggalan Kerajaan Majapahit tidak hanya tersebar di Jawa Timur, tetapi juga di Jawa Tengah.

Salah satunya adalah Candi Sukuh, yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.

Struktur bangunannya pun unik, berbeda dari candi peninggalan Majapahit lainnya.

Candi bercorak Hindu ini diperkirakan dibangun pada 1437 Masehi.

Selain delapan candi tersebut, ada candi-candi lain peninggalan Kerajaan Majapahit, yakni: Candi Cetho, Candi Wringin Branjang, Candi Surawana, Candi Minak Jinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, Candi Sumberjati.

Prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Prasasti Kudadu

Prasasti Kudadu yang berangka tahun 1294 M ini menceritakan tentang Raden Wijaya yang dibantu oleh Rama Kudadu dalam pelarian dari ancaman Jayakatwang, yang telah membunuh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

2. Prasasti Sukamerta

Prasasti Sukamerta mengisahkan tentang Raden Wijaya yang memperistri empat putri Kartanegara.

Selain itu, diceritakan pula penobatan Jayanegara, putra Raden Wijaya yang menjadi raja di Kediri pada 1295 M.

3. Prasasti Prapancasapura

Prasasti yang berangka tahun 1320 M ini dibuat oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi, yang berkuasa di Majapahit antara 1328-1350 M.

Prasasti ini menceritakan tentang sang putra, Hayam Wuruk, yang memiliki nama lain Kummaraja Jiwana.

4. Prasasti Waringin Pitu

Prasasti Waringin Pitu dibuat pada 1477 M dan menceritakan tentang aturan administrasi pemerintahan Kerajaan Majapahit beserta kerajaan-kerajaan di bawahnya.

Saat itu, Kerajaan Majapahit mempunyai 14 kerajaan bawahan.

Selain empat prasasti tersebut, ada prasasti-prasasti lain peninggalan Kerajaan Majapahit, yakni: Prasasti Wurare, Prasasti Balawi, Prasasti Parung, Prasasti Biluluk, Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, Prasasti Canggu, Prasasti Jiwu, Prasasti Marahi Manuk.

Kitab peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Kitab Negarakertagama

Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.

Kitab yang dikarang pada 1365 Masehi ini berisi tentang sejarah, perjalanan, dan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

2. Kitab Sutasoma

Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 menceritakan tentang kerukunan hidup beragama di Majapahit.

Di dalam kitab ini, terdapat istilah "Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi semboyan NKRI.

3. Kitab Arjunawijaya

Kitab Arjunawijaya karya Mpu Tantular menceritakan tentang pertempuran antara raksasa dan Arjuna Sasrabahu.

4. Kitab Tantu Pagelaran

Kitab ini menceritakan tentang pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa.

5. Kitab Panjiwijayakrama

Kitab Panjiwijayakrama menceritakan riwayat Raden Wijaya hingga akhirnya menjadi Raja Majapahit.

6. Kitab Usana Jawa

Kitab ini mengisahkan penaklukkan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.

7. Kitab Pararaton

Kitab Pararaton berisi tentang riwayat raja-raja Kerajaan Singasari dan Majapahit.

8. Kitab Ranggalawe

Kitab ini menceritakan pemberontakan Ranggalawe.

9. Kitab Sorandakan

Kitab Sorandakan mengisahkan tentang pemberontakan Sora.

10. Kitab Sundayana

Kitab ini menceritakan tentang peristiwa Perang Bubat.

Baca Juga: Bukti Peninggalan Kerajaan Majapahit, Berikut Daftarnya Mulai dari Candi, Prasasti hingga Kitab

Artikel Terkait