Beda Itu Cantik

Lily Wibisono

Penulis

Beda Itu Cantik

Intisari-Online.com - Cara guru mengajar anak-anak SD tentu amat berbeda dengan cara dosen mengajar mahasiswa. Itu baru perbedaan umur. Perbedaan gender pun membuat orang “mengganti gigi” dalam berkomunikasi.

Dr. Deborah Tannen, penulis buku You Just Don’t Understand mengangkat isu perbedaan komunikasi antara gender ini. Pria dan wanita menggunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan pilihan kata yang berbeda. Perbedaan cara berkomunikasi itu bahkan terlacak dalam cara mereka berekspresi dalam email. Pria condong lebih agresif dan lebih mencari pengaruh atau memperoleh informasi berharga, sementara wanita lebih bersifat memelihara relasi.

Keunikan manusia melampaui sekadar perbedaan gender. Hippocrates, Aristoteles, bahkan Galen, pernah berteori bahwa di dalam tubuh manusia ada empat macam cairan dasar yang membuat setiap manusia berbeda-beda karakternya; tergantung pada perimbangan antara keempat jenis cairan tersebut. Mereka bicara tentang kategori: Choleric, Sanguine, Phlegmatic, and Melancholic.

DISC dalam setiap orang

Teori-teori yang berusaha membedah karakter dasar manusia terus berkembang. Buku Emotions of Normal People, ditulis oleh William Moulton Marston pada tahun 1920-an, menjadi dasar dari model perilaku menurut teori DISC. Marston membedakan manusia menurut empat model perilaku berdasarkan bagaimana responsnya terhadap tuntutan dan harapan dari lingkungan di sekitarnya. Ada manusia D(ominance), I(nfluence), C(ompliance), dan S(teadiness).

Secara singkat, orang D adalah ambisius, tapi cenderung tidak tahu detail dan agresif. Orang I optimis dan team player, dapat memecahkan masalah secara kreatif; tapi kadang terlalu optimis. Orang S penyabar, bisa diandalkan, logis teratur, tapi cenderung kaku dan kurang bersemangat. Orang C stabil, teliti, objektif dan memecahkan masalah secara menyeluruh, tapi cenderung pesimistik, terlalu mendetail, dan kritis. Faktanya, semua orang memiliki keempat unsur di dalam dirinya.

Ada eksperimen menarik yang pernah dilakukan oleh Raymond Hadisubrata dari GML Performance Consulting. Kepada tiga buah grup ia memberikan tugas untuk menyusun program dengan tema tertentu. Grup A terdiri atas orang D, grup B orang C, dan grup C campuran dari keempat jenis karakter. Di akhir waktu yang diberikan, hanya Grup C yang berhasil. Ternyata diperlukan keempat jenis manusia dalam sebuah tim untuk menelurkan keberhasilan.

Banyak peperangan dan perseteruan antargolongan terjadi akibat kegagalan untuk menerima perbedaan. Padahal perbedaan itu jelas-jelas tak terhindarkan dan tak terhapuskan. Sudah menjadi bagian dari watak dasar manusia. Alternatifnya adalah dunia robot yang semuanya dapat didesain menjadi seragam. Kalau itu mungkin direalisasikan, maka manusia akan direduksi menjadi produk massal pabrikan. Good bye originality, selamat tinggal kreativitas.

Sedih. Perbedaan itu pada dasarnya cantik kok.