Intisari-Online.com - Di salah satu khotbah pertama Paus Fransiskus, ia mengajak kita untuk berani berbuat baik dan lemah lembut. “Kelembutan mengungkapkan kekuatan jiwa dan kemampuan berbela rasa, membuka diri, dan mengasihi sesama. Kita harus tidak takut akan kebaikan dan kelembutan!” (Majalah Hidup edisi 31 Maret 2013)
Ajakannya mengingatkan kita pada Bunda Teresa. Biarawati yang aslinya berdarah Albania bernama Agnes Gonxha Bojaxhiu dan dulu tinggal di Skopje, Macedonia, ini, terkenal sangat cinta kepada orang-orang miskin terlantar.
Pada dinding rumahnya di Kalkuta, ditemukan sebuah puisi yang ditujukan bagi anak-anak terlantar yang diasuhnya. Puisi yang intinya membangkitkan sisi-sisi kelembutan sekaligus ketangguhan manusia ini diduga ditulis berdasarkan sebuah puisi berjudul “The Paradoxical Commandments” karya Dr. Kent M. Keith. Membaca dan merenungkannya akan menjadi latihan rohani yang membuktikan bahwa kelembutan hati memerlukan dasar mental dan spiritual yang kuat.
Betapapun
Orang lain sering tak masuk akal, tak logis, dan egois;
Betapapun, ampunilah mereka.
Kalau engkau baik hati, tetap akan ada yang menuduhmu egois, mempunyai maksud tersembunyi;
Betapapun, tetaplah baik hati.
Kalau engkau sukses, akan datang sahabat palsu dan musuh sejati;
Betapapun, tetaplah sukses.
Kalau engkau jujur dan terus terang, tetap akan ada orang yang menipumu;
Betapapun, tetaplah jujur dan terus terang.
Apa yang kaubangun bertahun-tahun, bisa saja dihancurkan orang lain dalam semalam;
Betapapun, tetaplah membangun.
Kalau engkau tenteram dan bahagia, akan ada orang lain yang iri;
Betapapun, tetaplah bahagia.
Kebajikan yang kaulakukan hari ini, mungkin sudah dilupakan orang lain besok;
Betapapun, tetaplah lakukan kebajikan.
Kalau engkau berikan yang terbaik kepada dunia, mungkin itu belum cukup;
Betapapun, tetaplah memberi yang terbaik kepada dunia.
Karena pada akhirnya, yang terpenting adalah antara engkau dan Tuhanmu;
Betapapun, bukan antara engkau dan orang lain.
Selamat merayakan Paskah kepada Anda yang merayakannya.