Find Us On Social Media :

Virus Bill Gates dan M. Yunus

By Lily Wibisono, Minggu, 28 April 2013 | 10:00 WIB

Virus Bill Gates dan M. Yunus

Intisari-Online.com- Bill Gates mendonasikan AS$100 juta untuk program kesehatan di Indonesia. Bill & Melinda Gates Foundation dengan mitra lokal Dato’ Sri Tahir, pemilik Bank Mayapada Group, akan berkonsentrasi pada penyakit malaria, TBC, HIV/AIDS dan Keluarga Berencana. (Kompas, Jumat, 26 April 2013). Sejak didirikan sembilan tahun lalu, yayasan ini telah mendonasikan AS$26.1 miliar (kurang lebih Rp247,95 triliun, lima kali APBD DKI 2013) ke 100 negara.

Bill Gates, kini kedua terkaya dunia 2013 versi Forbes, telah memberikan sekitar 40% kekayaannya (lebih dari AS$28 juta) ke Yayasan Bill & Melinda Gates. Ia mengatakan, tidak masalah kalau ia dilupakan setelah meninggal nanti. Yang penting, penyakit-penyakit maut macam polio dan malaria dapat dihapuskan dari muka bumi.

Lewat "The Giving Pledge" Bill sudah berhasil mengajak 105 miliarder untuk mengumumkan “janji memberi” sebagai contoh kesadaran berbagi. Jika ditotalkan, semuanya mencapai AS$ 10 juta (sekitar Rp95 triliun). Salah satunya Mark Zukcenberg pendiri Facebook yang berjanji akan menyumbangkan AS$ 100 juta untuk sekolah-sekolah di Newark, AS.

Anda pasti kenal Muhamad Yunus lewat Grameen Bank-nya. Ide memberikan pinjaman kepada kaum miskin, perempuan, dan tanpa jaminan, telah menular ke seluruh dunia; kini dikenal sebagai “kredit mikro”. Penerima Nobel Perdamaian 2006 ini memang sering harus keluar dari pola pikir konvensional demi memecahkan masalah kemiskinan yang parah di negaranya. Tidak hanya memberdayakan perempuan, Yunus lewat Grameen Bank juga berhasil memberdayakan pengemis, mengubah mereka menjadi salesman.

Yunus mencerahkan kita bahwa jika ingin membantu sampai tuntas, sering kali tak cukup hanya dengan memberi. Ia dengan cerdas mencari celah-celah saat sistem budaya, ekonomi, sosial yang jadi penghambat dapat “ditipu”, agar orang yang perlu ditolongnya dapat bangkit menolong diri mereka sendiri.

Semula Yunus hanya berpikir, “Bagaimana membuat diri saya berguna bagi satu orang saja supaya saya sedikit lega.” Dengan target awal sesimpel itu, sebuah cita-cita kecil telah menjadi karya kemanusiaan luar biasa. Kita bersyukur bahwa Tahir Foundation pun diberitakan akan memberikan donasi sebesar AS$100 juta juga untuk program kesehatan Indonesia.

Lalu? Tak perlu jauh-jauh menunjuk konglomerat A atau B. Mari berjalan ke depan cermin dan bertanya, “Kau sendiri?”