Find Us On Social Media :

Bahasa Kacau, Bahasa Lucu

By Ade Sulaeman, Rabu, 11 September 2013 | 13:00 WIB

Bahasa Kacau, Bahasa Lucu

Intisari-Online.com - Bermula dari ribut-ribut pertunangan pedangdut Zaskia Gotik dengan pemuda yang mengaku bernama Vicky – belakangan menjadi perkara hukum karena ternyata dia buronan kejaksaan. Kemudian muncul wawancara Vicky pada acara itu yang kemudian ditayangkan program infotainmen Cek & Ricek dan diduplikasi di YouTube. Terjadilah repetisi.Inilah sebagian kalimat menarik Vicky dalam video tersebut.

Twenty nine my age, ya, aku masih membutuhkan apresiasi karena basically, aku memang seneng musik walaupun kontroversi hati aku lebih ditujukan kepada konspirasi kemakmuran …. Ya, kita belajar harmonisisasi dari hal terkecil sampai hal terbesar. Bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi … jadi confident….”

Kita lihat lagi transkrip dari pidato Vicky (dengan nama asli Hendrianto) saat menjadi Bakal Calon Kepala Desa Karang Asih pada Pilkada (yang tertulis tahun 2012), dalam video lainnya.“My name is Hendrianto … I am froms the birthday of karang Asih City. I have in my mind, I have to my said … I’m get to the good in everything … dst dst… Indonesia Satu, Karang Asih yang maju, cerdas dan berakidah.”Betapa kuat pengaruh bahasa asing dan kata-kata sulit pada pikiran dia. Betapa ingin dia menciptakan kesan diri cerdas, berilmu, dan berwawasan. Dia tidak sadar banyak kata yang salah tapi percaya diri saja  – atau jangan-jangan dia pun tak mengerti apa yang dia katakan.

Menyadari “penampilan” dia jadi olok-olok di media sosial, pada blognya Vicky membela diri

“Aku sangat tidak mengharapkan konspirasi berita sehingga nama baik ku disengajakan menjadi buruk citra. Kosakatasime dan bahasaisasi komunikasi jangan dipermasalahkan lah. Kemajemukan masyarakat sepertinya tiada lagi di negeri pancasilais tercinta ini. Sungguh memalukan keintelektualitasan seorang aku menjadi ajang hiburan semata serta pemupusan harapan dan materi of futures. But somehow …. was become evidence of my glory. I am can talking francis, jermany, and other asian things.”

Selalu ada orang yang merasa pandai lewat kata-kata. Bahasa menunjukkan isi kepala. Bahasa menunjukkan jati diri penuturnya. Bulan Bahasa sudah di depan mata. Janganlah menyambut dengan kebodohan dan kekacauan bertutur kata. (Mayong S. Laksono)