Ragam Vaksin untuk Ibu Hamil

Ade Sulaeman

Penulis

Ragam Vaksin untuk Ibu Hamil

Intisari-Online.com - Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa ibu hamil tidak perlu divaksin karena khawatir bisa membahayakan janinnya. Padahal, pemberian vaksin untuk ibu hamil bertujuan untuk melindungi ibu dan janin dari berbagai penyakit. Biasanya sebelum kehamilan terjadi, calon ibu hamil harus sudah diberikan beberapa vaksin. Seperti cacar, campak, hepatitis, gondok, rubella, polio, tetanus, dan pertussis (batuk rejan).

Lalu, selain memberikan kekebalan tubuh untuk sang ibu dan janin apa lagi manfaat dari vaksin untuk ibu hamil?

Jenis vaksin campak, gondok, rubella serta cacar bisa menyebabkan bayi lahir cacat, prematur, hingga kematian. Risiko yang lebih membahayakan adalah pertussis yang bisa menular kepada bayi saat lahir dan sangat membahayakan bagi bayi di bawah usia empat bulan.

Tim medis biasanya akan melakukan tes antibodi pada Anda untuk memastikan bahwa Anda memiliki kekebalan terhadap cacar, rubella, dan campak. Namun, jika Anda melakukan salah satu vaksin di atas, disarankan untuk tetap mengonsumsi pil pengontrol kehamilan sampai setidaknya empat minggu setelah vaksin.

Sementara itu, untuk vaksin tetanus, difteria dan pertusiss, Anda dapat melakukannya sebelum hamil atau segera setelah melahirkan. Orang-orang yang berada di sekitar Anda pun sebaiknya melakukan vaksin ini. Kecuali, jika mereka sudah pernah mendapat vaksin ini.

Selanjutnya adalah vaksin influenza. Vaksin ini dapat dilakukan sebelum atau selama masa kehamilan. Meski tampak sepele, influenza bisa sangat berbahaya bagi ibu hamil, terutama jika menderita penyakit kronis, misalnya asma. Vaksin ini juga disarankan karena ampuh melindungi bayi dan ibu.

Nah, jika Anda sudah hamil dan belum memiliki kekebalan tubuh terhadap hepatitis A dan B, polio, rabies, difteri, meningitis,tetanusdan pneumokokus, tidak disarankan melakukan vaksin kecuali Anda sangat berisiko terkena salah satu dari penyakit tersebut.

Anda bisa mengonsultasikan vaksin untuk ibu hamil ini secara langsung dengan dokter kandungan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam. Dengan begitu segala risiko komplikasi selama kehamilan bisa diperkecil.

Sumber: MeetDoctor