Pantas Turki Tolak Mentah-Mentah Finlandia dan Swedia Menjadi Anggota NATO, Bahkan Jika Prosenya 20 Tahun Lamanya Turki Tetap Ogah Mengizinkannya Bergabung NATO, Apa Masalahnya ?

Afif Khoirul M

Penulis

Pasukan NATO. Finlandia dan Swedia berharap bergabung dengan NATO agar aman dari Rusia

Intisari-online.com - Naim Baburoglu, mantan brigadir jenderal tentara Turki, mengatakan bahwa aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO.

Merupakan kesempatan bersejarah yang perlu dimanfaatkan oleh Ankara untuk mencari keuntungan.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Sozcu (Turki) pada (22/5).

Baburoglu mengatakan bahwa, dengan hak veto di NATO, Ankara memegang kartu strategis untuk membuat semua anggota blok mendeklarasikan partai Buruh, adalah organisasi teroris.

"Bahkan jika perlu 20 tahun, Turki masih harus tetap menggunakan hak veto Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO," kata Baburoglu, yang pernah bekerja di markas NATO.

Pada (18/5), Finlandia dan Swedia mendaftar untuk bergabung dengan NATO, blok militer terbesar di dunia yang dipimpin oleh AS.

Namun, peta jalan untuk bergabung dengan NATO kedua negara Nordik itu menghadapi tentangan dari Turki.

Baca Juga: Imbasnya Tidak Sepele, Rupanya Perang Rusia-Ukraina Bisa Menyebabkan Seperempat Penduduk Bumi Kekurangan Makanan Terburuk Dalam 70 Tahun, Inilah Alasannya

Ankara menuduh Finlandia dan Swedia menyediakan perlindungan bagi beberapa anggota PKK.

Menurut Baburoglu, negara saat ini yang paling mungkin untuk menyelesaikan kebuntuan atas keanggotaan NATO dari Finlandia dan Swedia adalah Amerika Serikat.

"Siapa yang paling peduli dengan Finlandia dan Swedia yang bergabung dengan NATO? Itu adalah Amerika," katanya.

"Mereka ingin mengepung Rusia dari Baltik utara. Turki harus membuat klaim ke AS," kata Baburoglu.

Pada (22/5), CNN mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington berencana untuk mengerahkan 100.000 tentara di Eropa Timur dalam waktu dekat, sebuah langkah untuk memperkuat kemampuan militer NATO dan mengisolasi Rusia.

Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa, seiring dengan peningkatan pasukan AS, NATO akan melakukan lebih banyak latihan di Eropa Timur dalam konteks "lingkungan keamanan" yang berubah.

Rencana ini akan dibahas pada pertemuan NATO pada bulan Juni.

Sejak Maret, AS telah meningkatkan jumlah pasukan yang ditempatkan di Eropa menjadi lebih dari 100.000.

Ini adalah kehadiran militer AS terbesar di Eropa sejak 2005, menurut RT.

Sebelum Rusia melancarkan kampanye militer di Ukraina, jumlah pasukan Amerika di Eropa hanya sekitar 60.000.

Artikel Terkait