Penulis
Intisari-Online.com - Bukittinggi tak hanya terkenal akan pesona alamnya. Namun juga wisata kulinernya tak kalah leker. Salah satunya adalah pecel ala Minang yang dikenal dengan nama pical. Salah satu penjual pical yang terkenal adalah Pical Sikai. Lokasi warung yang buka sejak tahun 1948 ini di Gang Almanzari, persis di depan Masjid Al-Ikhwan, sekitar 25 meter dari mulut gang. Gang Almanzari sendiri terletak di Jalan Panorama, dekat tempat wisata Lobang Jepang. Jika bingung, tanya wkarga sekitar. Pasti akan ditunjukkan.Kedai Pical Sikai sederhana. Beberapa meja dan kursi kayu untuk tempat menyantap pical terdapat di sisi kiri kedai. Di sisi kanan ada meja besar dan panjang yang di atasnya terdapat sebuah tampah berisi sayur mayur bahan baku pical yang ditutup daun pisang. Juga panci besar dengan isi bumbu kacang, satu stoples keripik singkong, satu stoples kerupuk merah, serta dua tumpuk piring.Begitu pesanan tiba, di meja kita terhidang sepiring pical. Aroma bumbu yang kacang yang kuat langsung menyengat hidung. Isinya ada lontong dan aneka sayur berbalut kuah kacang dengan topping keripik sanjai plus kerupuk merah. Jika tidak suka lontong ada pilihan lain, ketupat atau nasi putih.Dibandingkan dengan pecel dari Jawa, pical memiliki keunikan tersendiri. Makanan ini menggunakan keripik singkong, rebung bambu, dan jantung pisang. Tak sembarang rebung dan jantung pisang yang dipakai. Harus rebung muda dan jantung pisang batu. Kecuali kol, semua sayur direbus.Untuk pembuka atau penutup pical ada lemang tapai.Lemang putih dengan siraman tapai ketan hitam. Hmmm ... (Mimi Silvia/Tabloid Kontan)