Find Us On Social Media :

7 Kebiasaan Minum Teh Unik di Berbagai Daerah di Indonesia (1)

By Birgitta Ajeng, Rabu, 10 September 2014 | 08:00 WIB

7 Kebiasaan Minum Teh Unik di Berbagai Daerah di Indonesia (1)

Intisari-Online.com - Siapa sih, orang Indonesia yang tak pernah minum teh? Perkebunan teh pertama hadir di Indonesia pada 1828. Pemerintah kolonial Belanda yang pertama kali mengupayakan penanaman teh di Nusantara. Sejak itulah dimulai usaha perkebunan teh di Jawa. Namun tidak ada cerita pasti, kapan kebiasaan minum teh muncul di masyarakat Indonesia. Akan tetapi, menurut Ratna Soemantri, seorang pengamat teh di Jakarta, ada beberapa kebiasaan minum teh unik di berbagai daerah di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa kebiasaan tersebut seperti ditulis di dalam buku Ratna yang berjudul The Story in A Cup of Tea (2014).

1. Teh Poci dan Nasgitel dari Jawa

Budaya ngeteh yang populer di Cirebon, Tegal, Slawi, Pemalang, Brebes, dan sekitarnya itu, menggunakan teh wangi melati yang diseduh dalam teko tanah liat (poci) dan disajikan dengan gula batu sebagai pemanis.

Gula batu ini tidak boleh diaduk, cukup digoyang sedikit cangkir tehnya. Yang pertama kali terasa di lidah saat teh poci diminum adalah sepat atau pahit. Kemudian, setelah gula batu perlahan-lahan larut, baru muncul rasa manis. Rupanya, ini memiliki nilai falsafah tersendiri.

Konon filosofinya: hidup ini memang pahit pada awalnya. Kalau mau bersabar, barulah kita mendapatkan manisnya.

2. Nyaneut dari Tanah Sunda

Berbeda dengan di Tanah Sunda, teh umumnya diminum tanpa gula. Masyarakat di daerah perkebunan teh biasanya meminum teh hijau yang langsung dari kebun. Kebiasaan ini yang telah begitu mengakar sejak zaman kolonial Belanda ini, bisa jadi dipengaruhi banyaknya perkebunan teh di Jawa Barat. Jawa Barat juga menjadi daerah terbesar penghasil teh di Indonesia.

3. Patehan, minum teh ala Keraton Yogyakarta

Tradisi minum teh ini sudah dilakukan sejak zaman dulu kala. Bisa dikatakan, patehan adalah royal high tea karena dilakukan di lingkungan Keraton Yogyakarta yang dihidangkan bagi raja, keluarga, dan tamu keraton.

Nama patehan diambil dari tempat tradisi ini dilakukan, yaitu di Bangsal Patehan. Patehan merupakan ruangan khusus untuk meracik dan menyeduh minuman teh yang dihidangkan bagi raja, keluarga, dan tamu.

Prosesi patehan dilakukan oleh sepuluh abdi dalem yang dipimpin oleh seorang bekel. Mereka bertugas menyajikan teh serta makanan ringan kepada tamu. Sepuluh abdi dalem tersebut terdiri atas lima perempuan dan lima pria yang semuanya berpakaian adat Jawa.

Nah, itu tadi beberapa kebiasaan minum teh unik di berbagai daerah di Indonesia. Semoga bermanfaat.

-bersambung-