Intisari-Online.com - Hong Kong tidak hanya menarik bagi mereka yang gemar berbelanja saja. Bagi penikmat kuliner, Hong Kong juga adalah surga, ia merupakan perpaduan antara tradisi kuliner Barat dan Timur. Hong Kong, dalam soal makanan, adalah sebuah melting pot alias titik temu. Hong Kong Tourism Board (HKTB) mengajak kita menyelami dan menikmati Hong Kong lewat kuliner.
Bekerja sama dengan Discovery Network Asia-Pasific, HKTB membuat serial bertajuk “My Taste of Hong Kong” dipandu oleh Michelle Loo, penulis sekaligus penikmat kuliner Hong Kong. Enam chef terkenal dihadirkan dalam serial tersebut, termasuk dua di antaranya berasal dari Indonesia, Arnold Poernomo dan Edwin Lau.
Hong Kong sangat menawan dengan kekontrasan unsur lama dan baru yang terpadu dengan api; bangunan bersejarah yang bersanding dengan gedung pencakar langit; tokot-toko tua yang berdampingan dengan butik-butik ternama, “serta makanan tradisional Hong Kong dengan gebrakan unsur Barat,” ujar Arnold antusias.
Tidak hanya menikmati Hong Kong lewat kuliner, Arnold juga mengaku mendapat pelajaran berharga dari kegiatannya menyusuri lorong-lorong kota Hong Kong. Dengan sangat leluasa pria yang kini tinggal di Australia itu bergaul dan belajar lebih dalam ikhwal kebudayaan Hong Kong yang asli nan unik, yang diejawantahkan dalam bentuk hidangan.
Kesempatan menikmati Hong Kong lewat kuliner juga dirasakan oleh chef Indonesia lainnya, Edwin Lau. Dalam sebuah penelusurannya, ia menemukan satu menu masakan yang unik, percampuran antara buah durian, nasi dan daging babi. Percapuran pasta durian dan nasi, bagi masyarakat Indonesia, tentu saja cukup aneh. Meski demikian, percampuran itu justru menginspirasi Edwin untuk menciptakan menu the durian belly, campuran dari pasta durian, daging sapi, dan nasi.