Find Us On Social Media :

Menjual Pedas dalam Sebuah Botol: Sambal Bu Rudy (4)

By Agus Surono, Kamis, 20 November 2014 | 18:00 WIB

Menjual Pedas dalam Sebuah Botol: Sambal Bu Rudy (4)

Intisari-Online.com - Siapa tak kenal dengan Sambal Bu Rudi? Sekarang ini sambal botolan Bu Rudi sudah menjadi oleh-oleh khas Surabaya. Siapa mengira bahwa sambal adalah bisnis besar. Beragam varian sambal kemasan kini beredar di pasaran. Semua menawarkan sensasi pedas mendekati rasa sambal cobek. Sebab, tak semua orang bisa mengulek cabai.

Berikut ini beberapa sentra penghasil sambal yang layak Anda coba. Tentu khusus mereka yang suka pedas. Jika tak suka pedas, risiko tanggung sendiri ya.

Sambal Bu Rudy

Di Surabaya, ada Lanny Siswadi (51) atau Bu Rudy yang memiliki gerai sambal khas Surabaya, Sambal Bu Rudy. Dalam satu hari, memproduksi tidak kurang 2.000 botol sambal. Ada tiga varian yang tersedia, yaitu sambal bawang, sambal hijau peda ikan asin dan sambal bajak terasi. Sambal bawang dijual Rp17.500 per botol, sedangkan sambal hijau ikan peda dan sambal bajak terasi dijual Rp20.000 per botol.

Sambal Bu Rudy bisa diperoleh langsung di Depot Bu Rudy yang ada di Surabaya. Saat ini total ada tiga depot, termasuk yang terbaru di Jalan Anjasmara. Dua depot sebelumnya berlokasi di Jalan Dukuh Kupang dan Jalan Dharmahusada. Bu Rudy lebih banyak berada di Jalan Dharmahusada, sementara dua depot lainnya dikelola anak dan menantunya.

”Saya tidak menggunakan agen atau titip barang. Kalaupun Sambal Bu Rudy bisa ditemukan di toko atau swalayan, itu karena mereka beli di sini kemudian dijual lagi,” ujar perempuan asal Madiun, Jawa Timur, ini.

Meski demikian, Sambal Bu Rudy telah menjajah wilayah Nusantara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Kalimantan. Tidak sedikit pula konsumen dari luar negeri yang menggemari sambal menjadi pelanggan tetap.

Meski hanya meramu sambal secara otodidak tanpa melihat resep, Sambal Bu Rudy menempati tempat istimewa di hati masyarakat. Setiap hari 2.000 botol produksinya selalu ludes tanpa sisa. Bahkan, Lanny kerap membuat lagi hanya karena ada pelanggan yang tidak kebagian.

”Kasihan sudah jauh-jauh datang ke sini, ternyata sambalnya habis. Ya saya buatkan lagi biasanya,” ujar Lanny.(kompas.com)