8 Wisata Kuliner Khas Jakarta versi Wisata Jajan Intisari (2)

Ade Sulaeman

Penulis

8 Wisata Kuliner Khas Jakarta versi Wisata Jajan Intisari (2)

Intisari-Online.com - Berbicara tentang wisata kuliner khas Jakarta atau Betawi kadang sering dihadapkan pada status “langka” dari makanan-makanan tersebut. Padahal, sebagian besar orang menyakini bahwa meski berstatus langka, makanan Betawi bisa membuat kita ketagihan.

Untungnya, melalui buku “Wisata Jajan Jabodetabek,” Intisari menemukan warung-warung yang masih setia menjual kuliner khas Jakarta.

Berikut empat dari delapan wisata kuliner khas Jakarta versi “Wisata Jajan Intisari”:

5. Sayur Asam

Sayur asam (sayur asem) mungkin bukan jenis masakan yang istimewa. Tapi di warung Haji Masa, sayur asam bisa tampil menjadi masakan andalan yang luar biasa. Sayur yang kuahnya bening ini punya cita rasa asam yang segar dan gurih. Pedasnya juga enak, menyegarkan. “Salah satu rahasia kesegarannya adalah pemakaian buah asem segar,” tutur H. Zaini, pengelola warung. Zaini merupakan generasi kedua yang mewarisi warung ini dari mertuanya, pasangan suami istri H. Masa dan Hj. Somi, yang telah berjualan sayur asam sejak tahun 1980.

6. Selendang Mayang

Ini minuman khas Betawi yang terancam punah. Namanya indah, selendang mayang. Tapi nasibnya tidak seindah namanya. Penjual minuman ini bisa dibilang amat sangat sulit dijumpai. Di Jakarta, mungkin tinggal segelintir orang saja. Salah satunya Pak Tinggul, yang setiap hari kerja mangkal di sebelah barat Gedung Kompas Gramedia, Pal merah. Kalau ada penghargaan kategori lifetime achievement untuk pelestari selendang mayang, Pak Tinggul layak dinominasikan karena ia sudah berjualan minuman ini sejak awal 1970-an.

7. Bir Pletok

Sama seperti es selendang mayang, minum an khas Betawi yang satu ini juga sudah mulai sulit dijumpai. Namanya sedikit unik, bir pletok. Jangan salah sangka, meskipun mengandung kata “bir”, minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol. Seratus persen, halal, tidak memabukkan, bahkan menyehatkan. Salah satu pembuat bir pletok yang masih eksis adalah Ny. Sunarti dari kawasan Petukangan.

8. Gado-gado

Meski saat ini tidak ada lagi kebun binatang di wilayah Cikini, banyak orang masih saja datang ke “Bon Bin” di Jln. Cikini IV No. 5. Bukan untuk rekreasi melihat satwa, tapi untuk bernostalgia menikmati sepiring gado-gado spesial buatan Ny. Lanny Wijaya yang sudah melegenda sejak 1960.

Untuk mengetahui alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi, daftar harga serta jam buka dari warung-warung tersebut, juga warung-warung penjual kuliner khas Jakarta lainnya, tunggu ebook “Wisata Kuliner Khas Jakarta” yang akan diterbitkan Intisari dalam waktu dekat.