Find Us On Social Media :

Oprah Winfrey: Kesempatan Kedua

By Agus Surono, Jumat, 22 Juli 2011 | 18:40 WIB

Oprah Winfrey: Kesempatan Kedua

Meski akhirnya bisa memiliki ayah, namun Oprah tak sebebas sebelumnya.Vernon ketat dalam aturan dan punya tuntutan keras terhadap prestasi sekolah. "Nilai C tidak berlaku di rumah ini. Kalau kamu pulang dari sekolah membawa nilai C, kamu lebih baik tinggal di jalanan," begitu ucapan Vernon yang dikenang Oprah.?Dari sisi akademik Oprah berprestasi. Itu ajaran dari Nenek Hattie Mae. Tapi dalam pergaulan, tak setiap saat ayah dan ibu tirinya bisa mengawasi."Saya berkenalan dengan seks lewat cara yang sangat menyakitkan," kenang Oprah.?Saat itu usianya sembilan tahun. Seorang sepupu berusia 19 tahun memperkosanya. Ia tak berani berontak, apalagi berpikir tentang pertanggungjawaban. Ia dibelikan es krim agar tutup mulut – dan selama belasan tahun cerita itu tak terungkap.?Tapi pelaku tak berhenti pada si saudara sepupu. Oprah menjadi sasaran banyak pemuda dan juga pria dewasa. Ia justru menyalahkan diri. "Rasanya ada yang salah pada diriku hingga banyak laki-laki menerkamku," argumennya mencerminkan sindrom kaum minoritas yang merasa tidak punya hak untuk membela diri.?Oprah dipaksa tumbuh secara liar. Ia sering pergi dari rumah, dan ini amat mengganggu hubungan dengan ayah dan ibu tirinya. Sampai usia 14 tahun, saat ia mendapati perutnya membesar dan kakinya bengkak. Ia hamil.?"Ini pelajaran yang amat berharga," Oprah mengingat kata-kata ayahnya. "Kamu mau membiarkan dirimu hancur, hidup di jalanan dan tak terurus, atau menyesal dan berusaha memperbaiki hidupmu? Tuhan sedang menguji. Ia memberimu kesempatan kedua, dan menurut saya, kamu harus mengambilnya. Kembalilah ke sekolah, biarkan anakmu kami urus."?Tak seorang pun di lingkungan sekolah tahu ihwal kehamilan dan persalinan Oprah. Selain cuti panjang hingga tak naik kelas, keberadaannya sebagai pelajar berprestasi tak terpengaruh. Ia juara pidato di sekolahnya, East High School, sekolah umum pertama di Nashville yang muridnya campur, kulit putih dan kulit berwarna. Oprah bahkan terpilih jadi wakil ketua OSIS, dan belakangan ditunjuk ikut konferensi kaum muda di Colorado, program yang diprakarsai Gedung Putih.?Sebuah lomba pidato yang diadakan oleh African American Elks Club dimenanginya. Hadiahnya beasiswa empat tahun untuk kuliah drama, pidato, dan bahasa Inggris di Tennessee State University. Tanpa dia disadari, ternyata itu pintu gerbang yang mengantarnya ke pekerjaan sebagai pembaca berita di WVTV, stasiun televisi di Nashville yang berafiliasi dengan CBS.?"Ayah bukan orang yang penuh perhatian. Demikian pula ibu tiriku. Mereka hanya menegakkan disiplin, menunjukkan jalan terbaik dengan cara mereka sendiri. Beberapa tahun kemudian aku sadar, kalau saja mereka tidak bersikap keras, niscaya aku masih di jalanan dengan selusin bayi," kenang Oprah.?Tapi Tuhan berkehendak lain pada bayi Oprah. Lelaki mungil yang lahir prematur itu meninggal dalam usia dua minggu.??Ratu kecantikan??Masih di SMA, seorang lelaki mendekati Oprah. Anthony Otey, kakak kelasnya, menyatakan cinta. Ia memanggilnya Gail. Oprah percaya akan nasihat Vernon, "Kalau kamu menghargai dirimu, laki-laki pun akan respek kepadamu."?Tak ingin "kecolongan" lagi, Vernon membatasi mereka. Harus pamit setiap mau pergi, dan janji jam kepulangan harus ditepati.?Di sisi si gadis, trauma masa lalu menjadikannya cukup ketat menjaga diri. Oprah setuju pacaran tapi ia tak mau dicium. Ironis. Dulu, ia diperkosa dan permisif dalam seks tanpa cinta. Sekarang, ketika rasa cinta itu ada, ia justru protektif.?Anthony yang telanjur berharap akan masa depan, pada suatu saat harus menerima kenyataan: Oprah memutuskan cinta. Hubungan berakhir ketika keduanya terpilih sebagai pasangan Pelajar Terpopuler di East High School.?"Barangkali saya memang jadi penghalang cita-citanya," kenang Anthony. "Gail berambisi jadi aktris. Ia tahu yang dia mau, dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Ia akan melompat ke perahu pertama yang menawarkan kesempatan untuk main film."?Tapi jalan masih berliku bagi Oprah. Sekali ia dipanggil ibunya untuk pulang. Tapi, daripada melihat ibunya melahirkan lagi dan kemudian kawin dengan pacarnya, Oprah lebih suka kembali kepada ayahnya.?Menjaga toko adalah pekerjaan Oprah sepulang sekolah. Ketika ia mendapat pekerjaan sebagai pembaca berita di radio lokal WVOL, yang bertugas setiap pulang sekolah dan memperoleh AS $ 100/minggu, waktunya menjaga toko berkurang.?Enam bulan bekerja paruh waktu, Oprah disponsori WVOL ikut kontes kecantikan Miss Fire Prevention Beauty Pageant.?Kontes kecantikan? Oprah selama ini yakin bakatnya pidato, bukan kecantikan. "Apa yang mau diharapkan? Bukankah kontes-kontes semacam itu selalu dimenangi gadis kulit putih?"?Tapi pihak radio menyemangati. Oprah setuju. Tak ada beban, tak ada target. Yang penting, gaun baru pemberian sponsor jadi miliknya. Di penjurian babak akhir, ia menghadapi pertanyaan berandai-andai: "Kalau kamu punya uang satu juta dolar, apa yang akan kamu beli?"?Oprah, yang tidak bisa membayangkan sejuta dolar, sambil tertawa menjawab asal-asalan, "Pasti akan saya belanjakan semuanya. Beli apa saja? Ya, pokoknya, asal belanja, belanja, dan belanja. Spendin’ fool."?Rupanya jawaban polos Oprah mengesankan para juri. Ia pun dinobatkan sebagai pemenang. Penyiar radio berusia 17 tahun itu menjadi ratu kecantikan Miss Fire Prevention.

Oprah Winfrey: Membagi Berlari Mengejar Mimpi << | >> Oprah Winfrey: Anda Yakin Saya Akan Sukses?