Find Us On Social Media :

Oprah Winfrey: Ayo, Larilah Bersama Saya

By Agus Surono, Jumat, 22 Juli 2011 | 19:03 WIB

Oprah Winfrey: Ayo, Larilah Bersama Saya

Cita-cita jadi bintang film akhirnya kesampaian. Tahun 1985 Oprah tampil di film The Color Purple, diangkat dari novel karya Alice Walker yang memenangi Pulitzer pada 1983. Tapi peran Sofia tak diraih dengan mudah. Ia harus ikut casting sampai sutradara Steven Spielberg meneleponnya.?Bergetar hati Oprah menerima jawaban atas keinginan sejak kecil itu. Aktingnya total, mengantarkannya jadi nomine Oscar kategori Pemeran Pembantu Wanita. Setahun berikut berlanjut dengan film yang diadaptasi dari novel karya Richard Wright, Native Son, juga kisah perjuangan kaum kulit hitam. ?Apakah Oprah akan membelokkan kariernya??Rupanya, keberhasilan di televisi terlalu berharga untuk ditinggalkan. Oprah sudah kaya raya. Ia benar-benar memegang uang AS $ 1 juta, seperti dia bayangkan di kontes ratu dulu.?Rezeki melimpah, begitu pun berat badannya. Empat tahun sejak debutnya di Chicago, bobotnya naik 70 pon (sekitar 33 kg). Kini beratnya 212 pon (105 kg). Ketika makin makmur, pada 1992 berat badannya menjadi 237 pon (sekitar 115 kg) – terberat sepanjang hidupnya. Oprah menjadi topik bagi acaranya sendiri yang membahas soal diet, makanan sehat, sampai operasi plastik.?Di film The Color Purple Oprah menemukan sosok penting, yakni tokoh Harpo, suami Sofia. Nama itu begitu mengesankan. Harpo, bila dibaca dari belakang: Oprah.?Nama itulah yang kemudian dia pilih untuk perusahaannya. Harpo Studios menjadi simbol dari kemandirian untuk memproduksi sendiri acaranya, meski tetap ditayangkan di ABC-TV. Untuk ditayangkan di negara lain, hak siar menjadi milik Harpo.?Harpo Studios juga membuat acara lain. Antara lain seri The Women of Brewster Place, film tentang perjuangan perempuan kulit hitam, Their Eyes Were Watching God yang diangkat dari novel karya Zora Neale Hurston, The Wedding yang menampilkan Halle Berry, The Beloved yang adaptasi dari novel pemenang Nobel karya Toni Morrison, serta banyak lagi.?Oprah makin menjadi sorotan. Ketika pacaran dengan Stedman Graham, aktivis antinarkoba yang mantan pebasket di Eropa, orang mempersoalkan apakah Stedman mengejar cinta Oprah atau uangnya. Walau hubungan itu tak berakhir dengan pernikahan, keduanya tetap berteman.?Sakit hati amat mendalam dirasakannya ketika tahun 1992, adiknya, Patricia, menceritakan sejarah kelam dirinya kepada National Enquirer. Semuanya, termasuk soal bayi prematur."Saya tidak tahu apakah Pat iri atau semata-mata demi uang," kata Oprah.?Kepada suplemen Koran Parade dan majalah Ebony ia menjelaskan alasannya merahasiakan masa lalu. "Itu pengalaman sangat emosional, menyesatkan, dan traumatik bagi masa muda saya," kata Oprah.?Beberapa bulan kemudian Oprah mengundang ibunya, adiknya, dan kerabat perempuan dalam pertemuan keluarga. Mereka membahas dampak peristiwa itu. Akhirnya Oprah bisa memaafkan – meski tidak melupakan - kesalahan Pat. Ia bercermin pada diri sendiri, betapa sering di televisi ia bicara tentang pengampunan dan pemberian maaf. Mestinya ia pun bisa. Perlu dua tahun bagi Oprah untuk menegur kembali Patricia.?Orang telanjur tahu sebagian cerita. Kenapa tidak sekalian dibukukan? Biografi Oprah Winfrey pasti akan jadi rebutan penerbit. Oprah mulanya setuju. Tapi suara hatinya berbisik, "Kalau sekadar menceritakan rasa sakit, itu tak ada gunanya. Aku ingin buku yang menginspirasi kehidupan, memberdayakan, bukan kisah pedih penuh nama dan data." Oprah berkesimpulan, biarlah kisah hidupnya tersimpan di dalam kenangan diri. Bukankah dulu, waktu hamil, ia juga merasakan kesedihan sendiri???Klub buku, majalah, yayasan, dan Angel NetworkSembari promosi film Beloved yang disutradarai Jonathan Demme, Oprah membahas bukunya di acaranya. Ternyata, pemirsa antusias. Di episode berikut ia membahas buku lain. Seketika, buku itu laris dibeli. Tanpa direncanakan, acaranya mempengaruhi daftar buku laris.?"Sebuah klub buku di televisi? Kenapa tidak?" Oprah ingin memanfaatkan acaranya. Harpo Studios berkembang menjadi Harpo Productions, mengorganisasikan publikasi dan acara bedah buku-buku yang temanya nyambung dengan Oprah dan Show-nya.?Harpo juga bekerja sama dengan beberapa production house untuk membuat tayangan televisi lokal. Misalnya The Oprah After Show yang tayang di jaringan Oxygen.?Pada tahun 2000, Harpo, bekerja sama dengan penerbitan besar The Hearst Corporation, menerbitkan majalah O yang isinya serba tentang Oprah. Distribusinya memanfaatkan jaringan penggemar Oprah. Hanya dalam beberapa edisi, oplah 800.000 eksemplar tercapai.?Sukses makin digenggam, kekayaan terus berkembang. Tapi Oprah tak bisa menutupi naluri dasarnya untuk membantu orang. Ia menyisihkan kekayaannya untuk mendirikan Oprah Winfrey Foundation. Yayasan ini berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Tak kurang dari AS $ 50 juta dana pribadi telah mengalir. Belum lagi bantuan spontan untuk perbaikan gedung sekolah, untuk beasiswa, dsb.?Kemudian berdiri Angel Network. Ini adalah jaringan sosial yang menghimpun dana bagi masyarakat miskin. Mulanya di Afrika Selatan atas ajakan Nelson Mandela, kemudian berkembang ke negara-negara lain di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Di sana Angel Network berkonsentrasi membangun rumah dalam wadah yang disebut Habitat for Humanity. Di masa pemerintahan Presiden Clinton, Ibu Negara Hillary sendiri, ketika menjadi tamu di acara Oprah, menyumbangkan uang receh hasil tabungan keluarganya. Dampaknya ternyata hebat. Sampai tahun 2005, Angel Network memiliki dana AS $ 27 juta, 100% untuk disumbangkan.?Oprah Winfrey tak pernah ragu menyumbang. Ia orang yang percaya bahwa makin banyak memberi, makin dilimpahi rezeki. Itu memang terbukti. Show-nya meraih rating tertinggi selama lebih dari 20 tahun, kini tayang di 122 negara di Asia, Timur Tengah, Amerika Selatan, bahkan Afrika yang tengah bergolak. Berkali-kali meraih Piala Grammy, ia juga mendapat pelbagai gelar kehormatan. Sementara itu, propertinya terus bertambah. Selain kondo mewah di Chicago, ia juga punya rumah di Hawaii. Rumahnya di pantai dekat Santa Barbara, California, pada 2003 dibelinya dengan harga AS $ 54 juta (lebih dari Rp 0,5 triliun) – disebut sebagai transaksi properti termahal saat itu.?Oprah pernah berencana mundur pada tahun 2006. Tapi niat itu dia ralat sendiri. Tak lama setelah pesta ulang tahun ke-50, tahun 2004 yang tak lain tahun ke-20 acara The Oprah Winfrey Show, ia menandatangani perpanjangan kontrak sampai tahun 2011. "Mengantarkan acara sampai melewati tahun ke-25 rasanya sangat menyenangkan, sekaligus menantang."?Di tahun ke-20 penayangan, ia membahas penampilannya sebagai penyanyi lagu pembuka DVD The Oprah Winfrey Show’s 1996-1997. Lagunya berjudul Run On, diilhami oleh spiritualitas orang Afrika Amerika dalam memahami rasa cinta, impian-impian, dan kejayaan. "Dengan pemahaman yang benar atas penderitaan, membalasnya dengan kerja keras, bekerja penuh cinta, semua bisa kita raih. Ayo, larilah bersama saya."Oprah Winfrey: Anda Yakin Saya Akan Sukses? << |(Sumber: Intisari)