Find Us On Social Media :

Apa Rasanya Diculik Alien?

By Agus Surono, Senin, 15 Oktober 2012 | 16:02 WIB

Apa Rasanya Diculik Alien?

Intisari-Online.com - Kalau UFO atau objek bergerak tak teridentifikasi saja masih belum jelas, apalagi pengalaman diculik makhluk asing. Misteri yang terbanyak menyedot perhatian orang setelah misteri kehidupan sesudah kematian ini masih meninggalkan banyak pertanyaan dan perdebatan. 

Bertempat di Massachussetts Institute of Technology (MIT), AS, beberapa ilmuwan dan mereka yang terlibat dalam kasus penculikan oleh alien duduk bersama mencoba mencari benang merah fenomena itu. C.D.B. Bryan memaparkan pertemuan itu dalam buku karyanya, Close Encounters of The Fourth Kind: Alien Abduction, UFOs, And The Conference at MIT.

Semua berawal dari surat bertanggal 28 Febaruari 1992. “Kolega yang terhormat. Kami menyelenggarakan konferensi ilmiah untuk mencari kesamaan sekaligus mendiskusikan perbedaan terhadap penemuan beberapa peneliti yang menyelidiki orang-orang yang pernah diculik makhluk asing, dan persoalan yang berkaitan dengan fenomena ini.

“Salah satu program konferensi ini,” surat itu masih berlanjut, “adalah panel tentang penculikan dengan peserta beragam. Jika Anda sedang menyelidiki seorang terculik yang pandai berbicara dan pintar serta memiliki minat khusus dan atau bermacam-macam pengalaman, silakan kirimkan nama, alamat, dan penjelasan singkat mengapa orang itu sesuai menjadi peserta.”

Surat itu juga menjelaskan, konferensi lima hari ini akan diselenggarakan di MIT pada 13 – 17 Juni. Ketuanya adalah fisikawan MIT, David E. Pritchard, dan psikiater dari Harvard, John E. Mack.

Berbekal surat itu, saya menghadiri konferensi yang menurut saya menarik. Pertama, karena membicarakan UFO (Unidentified Flying Object), yang masih misterius, bahkan cenderung menjadi kabar angin. Kedua, diselenggarakan justru di MIT, tempat tersohor dalam bidang teknologi.

Lebih banyak laki-laki

Sudah lama UFO menjadi bahan kajian ilmuwan. Agustus 1966, J. Allen Hynek, bekas guru besar astronomi di Ohio State University yang kemudian mengepalai Jurusan Astronomi di Northwestern University, pernah mencoba meluruskan salah kaprah laporan UFO di Majalah Science.

Yang pertama, bahwa hanya “penggemar” UFO yang melaporkan pengalaman melihat UFO. Ternyata, “Sebagian besar laporan berasal dari orang sekolahan.” Orang kebanyakan jarang membuat laporan karena mereka kesulitan untuk mengutarakannya.

Yang kedua, bahwa tulisan soal UFO tidak pernah berasal dari ilmuwan. “Berlawanan dengan hal itu,” tulis Hynek, “beberapa tulisan terbaik justru berasal dari orang-orang yang terlatih secara ilmiah. Sayangnya, beberapa laporan tadi jarang dipublikasikan di media ilmiah populer karena orang-orang ini biasanya menghindari publisitas dan memohon namanya dianonimkan.”

Yang ketiga, bahwa tak satu pun UFO yang tertangkap oleh radar atau terjejak oleh kamera pengamat meteor dan satelit. Bukan begitu, tulis Hynek. Peralatan-peralatan itu tentu saja menjejak “keanehan-keanehan” yang sulit untuk dikenali, dan karena hal itu Hynek “tidak dapat menghilangkan fenomena UFO begitu saja”. Misalnya saja pada 19 Juli 1952, radar di Washington National Airport menangkap tujuh UFO di tenggara Andrews Air Force Base.

Pada 1972, dalam bukunya The UFO Experience: A Scientific Inquiry, Hynek malah memperkenalkan istilah “pertemuan jarak dekat” (close encounters), yang kemudian ditenarkan oleh Steven Spielberg dalam filmnya berjudul Close Encounters of the Third Kind. Istilah itu untuk membedakan antara laporan penglihatan UFO dari suatu jarak tertentu dengan laporan yang melibatkan pengamatan pada jarak dekat.