Penulis
Intisari-Online.com - Bagaimana rasanya menjadi Presiden Amerika Serikat selama dua periode? Obama mungkin akan menuliskan pengalamannya setelah ia tidak lagi menjabat. Tapi Bill Clinton sudah menuliskannya dalam buku berjudul My Life yang laris manis ini.
Layaknya autobiografi politikus, tentu saja banyak fakta dan pendapat politik yang bertebaran di sana sini. Mantan presiden yang lahir tahun 1946 ini ternyata memiliki masa kecil yang mengundang simpati. Ia tak sempat mengenali ayahnya karena baru berumur tiga bulan sudah ditinggal sang ayah yang meninggal karena kecelakaan. Lalu ibunya menikahi pria lain, Roger Clinton.
Ayah tiri ini ternyata tidak memberikan pengalaman menyenangkan bagi pemilik nama lengkap William Jefferson Blythe IV yang lahir dan besar di Hope, Arkansas ini. Orangtuanya tiap hari bertengkar. Sang ayah mabuk-mabukan dan dalam suatu pertengkaran, ayah tirinya hampir menembak ibunya dengan senapan.
Toh hal ini tidak mengendurkan prestasi Bill Clinton muda. Ia menjadi delegasi sekolahnya untuk bertemu Presiden John F. Kennedy di Gedung Putih. Ia lulus dari Georgetown University dan mendapat beasiswa Rhodes ke Oxford. Lalu ia mendapat gelar hukum dari Yale University tahun 1973. Tahun 1980 ia menikahi Hillary Rodham dan mengawali karier politiknya sebagai Gubernur Arkansas. Sisanya sudah bisa ditebak, ia menjadi Presiden Amerika Serikat selama dua periode.
Banyak hal menarik yang bisa digali dari buku ini, yakni contoh sebuah kepemimpinan dan bagaimana memanajeri sebuah negara besar dengan berbagai masalah yang pelik. Menjadi presiden memang sesuatu yang sulit dan membutuhkan manusia berintelejensi serta memiliki ketahanan mental yang tinggi. Herannya untuk jabatan sesulit ini di Indonesia malah banyak yang ingin melamar. Bayangkan saja, masalah selalu datang bertubi-tubi tanpa henti dan sebagai komandan, Presiden harus mengambil keputusan terbaik. Belum lagi sebagai seorang manusia, Presiden sering menyesal atas keputusan yang salah atau terlambat dilakukan.
Soal keputusan terbaik, dari buku ini bisa disimpulkan: sangat jarang akan muncul win-win solution. Yang sering adalah munculnya pengorbanan untuk sebuah solusi. Pelajaran lain dari buku ini adalah: politik itu memang kejam dan tak kenal ampun. Sekali Anda masuk ke kandang politik semuanya terlihat halal untuk dihajar.
Secara keseluruhan buku ini menarik (secara detail banyak bagian yang hanya akan bisa dipahami mereka yang tahu politik dalam negeri Amerika Serikat), khususnya mereka yang ingin tahu bagaimana seorang pemimpin di zaman modern ini melakukan tindakannya.
Bagian menarik dari hidup Clinton, yakni perselingkuhannya dengan Monica Lewinsky yang membuat Clinton dipecat DPR karena dianggap berbohong di bawah sumpah, tapi selamat karena MPR-nya tidak jadi memecatnya ternyata hanya dibahas sedikit di sini. Akan tetapi dengan jantan Clinton mengakui kesalahnnya itu di buku ini. Padahal inilah sesuatu yang lumayan dahsyat saat itu. Bayangkan, kehidupan Presiden diobok-obok sedemikian rupa oleh lawan politiknya bukan karena alasan keadilan, tapi karena balas dendam politik. Politik memang kejam dan kesalahan musuh politik sekecil apa pun akan terus dikorek demi keuntungan.
Kalau Anda berharap dalam buku ini Bill Clinton akan memberitahukan keberadaan alien atau teori konspirasi, Anda akan kecewa sebab ini hanyalah sebuah memoar yang kaya fakta dan pendapat seorang Bill Clinton saja.
Hardcover: 992 halamanPenerbit: Knopf; 1st Edition edition (June 22, 2004)