Penulis
Intisari-Online.com — Pengetahuan yang kurang soal gangguan mental seringkali memunculkan stigma negatif bagi orang-orang yang mengidapnya di mata masyarakat. Stigma-stigma itu tentunya perlu dirubah, 11 buku ini akan merubah pandangan kita soal gangguan mental, informasi di dalamnya bisa membantu melawan prasangka dan stigma yang ada di masyarakat. Selain informatif, buku-buku ini juga bacaan yang menarik dan menghibur.
6. Lowboy - John Wray
Willam Heller, remaja skizofrenik berusia 16 tahun kabur dari rumah sakit jiwa dan bertualang di labirin jalur kereta bawah tanah New York yang merupakan sebuah metafor untuk pikirannya sendiri.
7. The Man who Mistook his Wife of a Hat - Oliver Sacks
Oliver Sacks, seorang neurologis asal Inggris ini menceritakan berbagai kasus pasien-pasiennya dengan bahasa yang mudah dipahami, salah satu kasusnya termasuk tentang P., seorang guru musik yang salah mengira bahwa istrinya adalah topi.
8. Mrs. Dalloway - Virginia Woolf
Woolf mengisahkan satu hari kehidupan Clarrisa Dalloway, seorang ibu rumah tangga di London yang sedang menyiapkan acara pesta, sekaligus mengisahkan perjuangan tokoh-tokoh lain dalam buku ini. Melalui tokoh Septimus, Woolf mempertanyakan metode pengobatan gangguan jiwa yang digunakan di masa itu.
9. The Catcher in th Rye, J. D. Salinger
Marah dengan kemunafikan manusia dan efek destruktif perang dunia kedua, seorang remaja bernama Holden Caulfield melamunkan soal bunuh diri dan mengalami kesedihan dan frustrasi. Buku yang terbit tahun 1951 ini menggambarkan bagaimana masalah sosial dan kekacauan mempengaruhi jiwa-jiwa yang sensitif.
10. The Hours - Michael Cuninngham
Mengkombinasikan fiksi dan nonfiksi, buku ini dengan elegan menceritakan satu hari dalam kehidupan tiga tokohnya serta hubungan mereka dengan depresi, gangguan kecemasan dan bunuh diri. The Hours memenangkan Pulitzer Prize untuk kategori fiksi pada tahun 1999.
11. The Man Who Couldn't Stop - David Adam
Buku terakhir dari 11 buku yang bisa merubah pandangan kita soal gangguan mental ini dibuat oleh editor dari majalah Nature, David Adam. Ia membagikan pengalaman pribadinya hidup dengan obsessive compulsive disorder, juga kisah-kisah mengharukan dari orang-orang yang mengidap OCD. (huffingtonpost.com)