Sering Dikaitkan dengan Depresi hingga Beragam Penyakit, Inilah Akibat Kebiasaan Buruk Menggigit Kuku

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Sebuah tinjauan oleh Journal of Behavior Therapy dan Experimental Psychiatry menunjukkan bahwa menggigit kuku mungkin terkait dengan perfeksionisme.

Intisari-Online.com - Seseorang mungkin pernah menggigit kuku dikarenakan film yang menakutkan, situasi tertentu atau karena kebiasaan.

Beberapa orang mungkin melakukan hal itu untuk memotong kukunya, namun yang lain mungkin mengaitkannya dengan stres dan kegelisahan.

Sebuah tinjauan oleh Journal of Behavior Therapy dan Experimental Psychiatry menunjukkan bahwa menggigit kuku mungkin terkait dengan perfeksionisme.

Psikologi menggambarkan perfeksionisme sebagai 'pencapaian tanpa akhir' dan sering dikaitkan dengan depresi.

Baca Juga:Mulai Diabetes Hingga Liver, Inilah Penyakit Berbahaya yang Dapat Dideteksi Lewat Tangan Anda

Baca Juga:Ketika Seksualitas Dijadikan Senjata Propaganda Selama Perang Dunia II, Berton-ton Selebaran Porno pun Dijatuhkan Pesawat Pembom

Perilaku berulang seperti menggigit kuku didefinisikan sebagai perilaku berulang terhadap bagian tubuh.

Ini dapat mencakup kebiasaan serupa lainnya seperti menggaruk kulit dan menarik rambut.

Untuk mengetahui apa yang memicu perilaku tersebut, para peneliti menemukan dua model yaitu peran emosi dan frustasi.

Peran emosi menyebabkan frustasi bereaksi yang menunjukkan bahwa kecemasan, kekecewaan dan frustasi adalah faktor yang bertanggung jawab untuk perilaku berulang tersebut.

Baca Juga:Jangan Asal Pakai! ini Cara Memilih Jins yang Sesuai dengan Tipe Tubuh Kita

Studi ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan perilaku berulang secara teratur lebih mungkin mengalami tindakan frustasi.

Dr. Kieron O'Connor menjelaskan bahwa dari penelitian ini, mereka percaya bahwa orang dengan kecenderungan berulang ini bisa menjadi perfeksionis.

Ini berarti mereka tidak dapat bersantai atau melakukan tugas dengan kecepatan rata-rata.

Mereka menjadi orang yang tidak sabaraan dan cenderung frustasi ketika tidak dapat mencapai tujuan mereka,yang menyebabkankebiasaan buruk ini.

Baca Juga:Kasihan, Tulang Tengkorak Kepala Bayi yang Baru Lahir Ini Patah Setelah Kena Bola Sofbol

Pada dasarnya, menggigit kuku dan kebiasaan buruk lainnya kurang berhubungan dengan kecemasan, stres dan frustasi, menurut temuan ini.

Meskipun mengigit kuku dan kebiasaan lainnya mungkin tampak tidak berbahaya sebenarnya memiliki konsekuensi fisik dan emosional.

Beberapa akibat fisik misalnya menjadikan kuku jari merah dan sakit, berdarah, risiko infeksi, kontaminasi dari jari ke mulut, gigi rusak dan banyak lagi.

Ada ribuan kuman dalam kuku yang menyebabkan diare dan muntah,

Penelitian lain menunjukkan bahwa menggigit kuku dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder).

Baca Juga:Salut! Veteran Perang Dunia II yang Berusia 96 Tahun Ini Akhirnya Dapat Gelar Sarjana Setelah 7 Dekade Tertunda

Artikel Terkait