Penulis
Intisari - Online.com -Berabad-abad lamanya, parakaisar Chinameminumramuan keabadianuntukmemperpanjang masa hidupnya.
Kisah-kisah mengenaipulau keabadianbegitu memukau parakaisar, yang percaya mereka bisaabadijikameminum ramuan abadi.
Namun sampai sejauh apa parakaisarini berupaya mencapaikeabadian?
Kaisar pertama China,Qin Shi Huang, terobsesi dengankeabadian.
Qin Shi Huang mengabdikan bertahun-tahun hidupnya melarikan diri dari kematiannya, sampai akhirnya ia tewas karena ramuan itu sendiri.
Banyak penerusnya yang juga mengejar keabadian, meminum ramuan-ramuan yang salah.
Salah seorang sejarawan mencatat pentingnya keabadian ini bagi para kaisar China.
Seperti pemikiran kaisar Jepang yang dianggap keturunan Dewa, kaisar China juga menganggap mereka bisa benar-benar menjadi Dewa jika abadi dan hidup selamanya.
Itulah sebabnya kematian adalah kekalahan bagi mereka.
Lantas, sejauh apa para kaisar mengejar keabadian?
MelansirRanker, berikut adalah beberapa cerita mengenai kegilaan para kaisar China mengejar keabadian.
Kaisar pertama China selamat dari berbagai upaya pembunuhan, menguatkan keinginannya mencapai keabadian
Kaisar pertama China memulai pencarian hidup abadi dengan mendedikasikan sebagian besar masa kekuasaannya melarikan diri dan menghindari kekalahannya.
Qin Shi Huang menyatukan China pada 221 Sebelum Masehi (SM), menjadi kaisar pertama.
Selama lebih dari 10 tahun, ia memerintahkan cendekiawan dan para tukang sihir mencari eliksir keabadian sehingga Qin Shi Huang tidak meninggal dunia.
Kaisar memerintahkan semua pejabat pemerintah di China mencari sumber untuk permintaannya.
Seorang pejabat dari Duxiang menulis kepada kaisar meminta maaf karena belum menemukan keabadian, sementara pejabat di Langya mengirimi Qin Shi Huang sebuah ramuan herbal dengan kemampuan memperpanjang hidup.
Sejarawan Dinasti Han, Sima Qian, merekam upaya Qin Shi Huang untuk hidup selamanya.
Dalam suatu cara, sebuah grup yang dipimpin oleh penyihir Xu Fu menjanjikan menemukan pulau mistis milik para manusia yang abadi, dikenal sebagai Penglai.
Sima Qian menulis, "mereka meminta diperbolehkan untuk memurnikan diri sendiri dan pergi dengan sekelompok pria dan wanita muda mencari lokasi itu. Kaisar memerintahkan Xu Fu mengumpulkan sebuah kelompok berisi para pria dan wanita muda sejumlah beberapa ribu dan keluar ke laut mencari para pria yang abadi ini."
Xu Fu memulai perjalanan ke laut timur pada 219 SM, menjanjikan ia akan menemukan rahasia hidup abadi dengan bayaran sebuah kapal mewah dan 6000 gadis perawan untuk menemukan ramuan keabadian.
Kaisar sepakat, menunggu bertahun-tahun kembalinya Xu Fu dengan ramuan yang dijanjikan itu.
Sementara ia menunggu, banyak pembunuh bayaran berusaha membunuh Qin Shi Huang, dan hal itu bukan upaya pertama dalam hidup kaisar.
Bertahun-tahun sebelumnya, cendekiawan Jing Ke hampir membunuh hidup Qin Shi Huang dengan menyembunyikan belati beracun di dalam gulungan kertas.
Monster laut Penglai tidak hentikan pencarian Kaisar atas keabadian
Sembilan tahun setelah mengirim Xu Fu menemukan Penglai, kaisar hampir menyerah, tetapi upaya dalam hidupnya mengejutkan kekaisaran.
Ia menuntut untuk tahu mengapa Xu Fu belum menemukan keabadian.
Xu FU menjanjikan kepada Qin Shi Huang, "ramuan herbal di Penglai bisa didapatkan," tapi ternyata ada monster laut menjaga pulau tersebut.
Ketakutan Qin Shu Huang atas kematian semakin tumbuh, sehingga kaisar bersumpah untuk berlayar dengan kapal Xu Fu sendiri dan membantai monster laut tersebut.
Xu Fu secara ragu membiarkan kaisar menaiki kapal miliknya, di mana Qin Shi Huang menembakkan beberapa panah ke ikan-ikan besar atau paus sebelum mereka kembali.
Qin Shi Huang semakin khawatir, ia memerintahkan Xu Fu berlayar mencari Penglai sekali lagi.
Kali ini, kapal tukang sihir itu meninggalkan pantai dan tidak pernah kembali.
Beberapa hari kemudian, Qin Shi Huang menelan pil merkuri beracun.
Ahli alkimia kerajaan menjanjikan merkuri bisa membuat kaisar abadi.
Namun yang terjadi tentu saja adalah kematiannya di umur 40-an.