Kisah Tragis di Balik Kecantikan Yang Guifei, Selir Kaisar Xuanzong yang Harus Mengakhiri Hidupnya di Lereng Bukit untuk Menenangkan Para Tentara

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Yang Guifei, selir kekaisaran Kaisar Xuanzong.

Intisari-Online.com -Sosok Yang Guifei dikenal pula dalam sejarah China.

Dia disebut-sebut sebagai wanita yang luar biasa cantik sampai bisa menyurutkan kejayaan sebuah dinasti.

Ungkapan kuno untuk menggambarkan kecantikan Yang Guifei, "Wajahnya membuat semua bunga bersembunyi karena malu ketika dia lewat."

Suatu hari ketika dia sedang berjalan-jalan di istana kekaisaran Dinasti Tang, ia melihat mawar dan peony China sambil menangis karena dilarang meninggalkan istana dan dikurung seperti burung.

Begitu air matanya jatuh di kelopak bunga, kelopak bunga itu menyusut, yang diartikan bunga terkejut dengan kecantikannya dan menyembunyikan diri.

Yang Guifei atau Yang Yuhuan disebut dia adalah selir kekaisaran Kaisar Xuanzong dan biasa disebut Selir Kekaisaran Yang.

Dia juga dikenal secara singkat dengan nama biarawati Taizhen.

Yang Yuhuan lahir di keluarga pejabat yang terkenal. Dia memiliki kecantikan alami dan karakter yang lembut.

Dia berbakat dalam musik, menyanyi, menari dan bermain kecapi.

Dia pun memiliki pendidikan yang baik, sehingga membuatnya menonjol di antara selir kekaisaran dan memenangkan hati kaisar.

Kaisar Xuanzong, seorang penggemar musik, memerintahkan para pemusiknya untuk memainkan musik Song of Rainbow Skirt & Feathered Dress yang digubah olehnya untuk mengekspresikan perasaan cerianya melihat Selir Kekaisaran Yang.

Yang Guifei mempromosikan seluruh keluarganya ke jabatan tinggi untuk menunjukkan cintanya pada kaisar.

Tetapi mereka salah mengatur kekuasaan mereka sehingga menyebabkan pemberontakan yang hampir membuat kaisar kehilangan tahtanya.

Pada tahun 755 M ketika pemberontakan militer "Pemberontakan Anshi (Anshizhiluan)" diluncurkan oleh pasukan lokal Dinasti Tang, Kaisar Tang Xuanzong, bersama dengan para selir melarikan diri dari Chang'an.

Ketika mereka tiba di Lereng Mawei, para pasukan tentara berpikir bahwa alasan pemberontakan adalah Yang Guifei.

Untuk menenangkan tentara, Kaisar Tang Xuanzong tidak punya pilihan selain memerintahkan Yang untuk bunuh diri di Lereng Mawei.

Pada generasi berikutnya, sebuah puisi panjang, "Song of the Everlasting Sorrow" ditulis oleh Bai Juyi yang menggambarkan cinta Kaisar untuk Yang Guifei dan kesedihan abadi atas kehilangannya.

Kisah Yang Yuhuan dan puisinya juga menjadi sangat populer di Jepang dan menjadi sumber inspirasi untuk novel klasik “The Tale of Genji”.

Untuk mengenangnya, ada makam Yang Yuhuan di Xingping, provinsi Shaanxi, di depannya berdiri patung marmer putih Yang Yuhuan.

Baca Juga: Temukan Selirnya Selingkuh dengan Kasim, Kaisar China Ini Ekeskusi Ribuan Orang di Istana Demi Bungkam Semua Orang yang Tahu, Tak Mau Dipermalukan

(*)

Artikel Terkait