Penulis
Intisari-Online.com – Tumpahan minyak di lautan akibat kapal tanker dan bocornya pengeboran lepas pantai, selalu menjadi sorotan media. Ternyata, tumpahan minyak tersebut hanya sebagian kecil dari polusi minyak di lautan.(baca juga: Jika Pesawat Malaysia Airlines Benar-benar Jatuh, Inilah Dampak Buruk Bagi Lautan)
10 juta galon minyak yang tumpah ke lautan akibat kapal tanker, hanya berupa 8% dari keseluruhan polusi minyak. Menurut David Valentine, biogeochemist dari University of California mengatakan, kebanyakan dari polusi minyak itu, “berbeda dari gambar-gambar yang memperlihatkan laut dan bebek yang ditutupi minyak.”
Menurut National Academy of Sciences, salah satu penyebab polusi minyak adalah rembesan yang terjadi secara alami. Rembesan minyak itu mencapai 40% dari total rembesan air ke laut secara global.
Di Santa Barbara, California, sedikitnya 20 sampai 25 ton minyak mengalir dari retakan-retakan dasar laut. Minyak, yang memiliki massa lebih ringan dari air, dapat menyerap melalui retakan yang bertekanan tinggi di laut.
Valentine juga mengatakan, “minyak dari mobil, tumpah ke jalanan dan mengalir ke laut akibat hujan, juga merupakan masalah penting.”
John Farrington dari Woods Hole Oceanographic Institute, Amerika Serikat, mengatakan, “Kita sudah melakukan pekerjaan baik untuk mendaur ulang minyak mobil, dibanding 50 tahun lalu.”
Ternyata, transportasi wisata laut, seperti Jetski dan kapal feri, kadang juga meneteskan minyak ke lautan. Aaron Barnett, program spesialis dari Washington Sea Grant, mengatakan jika hal tersebut merupakan bentuk kecerobohan manusia, akibat kurangnya pengetahuan.
“Tumpahan minyak akibat transportasi laut sangat susah dilacak. 80% dari tumpahan minyak banyak yang belum jelas laporannya, jadi hal ini sangat susah untuk dicegah.” Kata Barnett. (nationalgeographic.com)