Penulis
Intisari-Online.com - Studi baru juga mengidentifikasi sumber utama sampah plastik serta 20 negara teratas penghasil sampah. Negara Tiongkok menempati posisi pertama, sedangkan Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara peyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Sisa dari daftar Negara penghasil sampah mencakup 11 negara Asia lainnya, Turki, lima negara Afrika, dan Brasil.
Dalam grafik ini tergambar jelas bahwa jumlah Negara terbesar penghasil sampah plastik yang mengalir ke lautan setiap tahunnya. Namun jumlah tersebut bukanlah jumlah tertinggi berdasarkan per kapita.
Meskipun Amerika Serikat memiliki sistem pengumpulan sampah yang sangat berkembang, hal itu tetap membuat Amerika menempati top 20 karena dua alasan: Memiliki jumlah penduduk pesisir yang padat dan sebagai bangsa yang kaya, sudah pasti tingkat konsumsi produknya tinggi.
Angka delapan Juta ton, menurut Jenna Jambeck, seorang insinyur teknik lingkungan dari Universitas Georgia yang memimpin penelitian, mengatakan bahwa jumlah plastik tersebut sama dengan lima kantong belanja pada setiap langkah kaki dari garis pantai di seluruh dunia.
"Pada tahun 2025, lima kantong belanja plastik akan menjadi sepuluh tas," katanya. "Dan akan terus bertambah menjadi 155 juta ton per tahun jika praktek pengelolaan sampah ini tetap sama," tambahnya.
Plastik di mana-mana
Jambeck dan timnya mengkombinasikan populasi dan data ekonomi dari 192 negara pesisir yang berbatasan dengan Samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia selain Laut Hitam dan Mediterania. Mereka menemukan bahwa negara-negara ini menghasilkan 275 juta ton sampah per tahun, dan 4,8-12.700.000 ton plastik tersebut mengalir ke lautan. Itu hanya 2 sampai 5 persen dari total sampah yang dihasilkan.
Penggunaan plastik untuk produk konsumen menjadi semakin dominan, dan produksinya terus meningkat sejak bahan ini pertama kali mulai digunakan setengah abad lalu. Pada 2012, misalnya 288 juta ton plastik diproduksi secara global.
Samudra plastik telah muncul secara harfiah di mana-mana. Sampah-sampah tersebut sudah ditemukan di laut dalam dan di perairan Arktik. Konsekuensi yang mengerikan lainnya ialah, 700 spesies satwa laut akan menelan sampah-sampah tersebut.
Studi perintis juga menciptakan sebuah misteri baru. Karena kesenjangan antara sampah yang ditemukan mengambang dan sampah yang mengalir ke laut begitu besar, para ilmuwan sekarang harus mencari tahu sampah lain yang terkumpul dan berapa jumlahnya.
(Nisrina Darnila/nationalgeographic.co.id)