Negaranya Punya Sistem Warisan Uni Soviet, Rudal S-300 Kini Jadi Sistem Pertahanan Udara Terkuat Ukraina, Seperti Apa Kemampuannya?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Rudal S-300, Sistem Pertahanan Udara Terkuat Ukraina Saat Ini

Intisari-Online.com -Sejaksebelum Putin mengumumkan invasi secara resmi, tepatnya saatRusia baru mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasanUkraina, Volodymyr Zelensky sudah mencoba mencari jalan keluar.

Ukrainaingin menggunakan sistem pertahanan Iron Dome dari Israel untuk menghadapi kemungkinan serangan Rusia.

Namun Israel menolak penjualanrudal Iron Dome keUkraina. Hal ini diungkapkan oleh jurnalis dan penulis terkenal Israel, Nadav Eyal.

Dalam kolom yang ditulis untuk harian Israel, Yedioth Ahronoth, Eyal mengatakan, penolakan terjadi untukmenghindari keterlibatan Israel dalam krisis Rusia-Ukraina.

Tel Aviv tidak mau ikut terlibat dalam konflik, karena Moskow juga menempatkan pasukannya di Suriah seiring konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.

Sementara itu,Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger mengatakan negaranya telah memberikan sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina untuk membantunya bertahan dari serangan Rusia.

Melansir Kompas.com, sistem pertahanan udara S-300 merupakan senjata buatan Soviet/Rusia, yang seperti sistem Patriot buatan AS, adalah unit peluncur radar dan rudal berbasis darat.

Senjata yang sepenuhnya otomatis ini dapat mendeteksi, melacak, dan menembak di beberapa ancaman udara yang masuk pada jarak jauh.

Ukraina sudah tahu cara mengoperasikan S-300, dan Amerika Serikat serta sejumlah negara NATO memiliki sistem atau komponen untuk mereka suplai ke Ukraina.

S-300 adalah salah satu senjata paling berbahaya dan mematikan di gudang senjata Ukraina saat ini.

Itu bekerja melalui sistem radar pengawasan jarak jauh yang melacak objek pada jarak 300 km dan menyampaikan informasi ke kendaraan komando yang memilih target.

Dalam waktu lima menit setelah berhenti, kendaraan peluncuran terpisah dapat disiapkan untuk meluncurkan hingga 12 rudal secara bersamaan, untuk enam target.

Pekan lalu, pejabat Pentagon mengatakan tidak semua persenjataan yang dijanjikan Presiden Joe Biden ke Ukraina pada pertengahan Maret, termasuk S-300, telah dikirimkan.

Celeste Wallander, asisten menteri pertahanan untuk urusan keamanan internasional, mengatakan pada sidang kongres:

“Kami fokus untuk mendapatkan negara-negara yang memiliki sistem warisan Soviet termasuk sistem S-300, yang memiliki suku cadang, rudal, dan berbagai bagian dari sistem S-300 itu, yang bersedia mengirimkannya ke Ukraina.”

Pada Jumat (8/4/2022), Biden mengatakan pemerintahannya setuju "memposisikan ulang sistem rudal Patriot AS ke Slovakia" untuk memungkinkan transfer S-300 pemerintah Slovakia ke Ukraina.

Baca Juga: Sebulan Perang Tanpa Henti di Ukraina, Meski Babak Belur Ini Alasan Kedua Negara Nyaris Tak Menemui Kesepakatan Apapun

(*)

Artikel Terkait