Find Us On Social Media :

Inilah Bahaya 'Menyalip' Kendaraan yang Sedang Berbelok Tajam

By Rafael Ryandika, Jumat, 12 Agustus 2016 | 08:00 WIB

Inilah Bahaya 'Menyalip' Kendaraan yang Sedang Berbelok Tajam

Intisari-Online.com – Pernah melihat atau mengalami sendiri kendaraan tertabrak kendaraan di sampingnya karena berusaha menyalip kendaraan yang sedang berbelok tersebut? Biasanya hal ini terjadi di suatu pertigaan atau perempatan. Hal ini disebabkan karena pengemudi kurang memperhatikan turning radius dan jarak aman dalam membelokkan kendaraan.

Lalu, siapakah yang salah apabila terjadi kecelakaan dalam keadaan demikian? Sebelum menjawabnya, simak video di bawah ini terlebih dahulu:

Ketika Anda memiliki mobil, cobalah cek buku manual Anda sesekali, terutama di bagian turning radius. Bagian ini menjelaskan mengenai spesifikasi mobil Anda mengenai jarak aman dalam membelokkan kendaraan.

Semisal, di buku manual tertulis Radius Putar/ Turning Radius : 5,4. Ini berarti, bila Anda menjalankan mobil dan memutar stir hingga mentok di lapangan yang luas, maka mobil akan memutar dan membentuk satu lingkaran penuh dengan diameter 5,4 meter.

Dengan ini, Anda akan dapat memprediksi seberapa jarak aman ketika membelokkan kendaraan di jalan raya.

Jadi, bila terjadi kecelakaan seperti yang dijelaskan diatas adalah kesalahan pemilik kendaraan roda empat atau lebih? Saya rasa tidak demikian.

Kecelakaan ketika sedang memutar atau berbelok kerap kali disebabkan bukan hanya karena kemampuan pengendara mobil yang kurang, namun juga kebiasaan pengendara motor yang suka sembrono. Karena padatnya kondisi jalan atau karena tergesa-gesa akan suatu hal, motor biasanya cenderung memotong jarak aman yang telah diambil oleh pengendara mobil roda empat atau lebih.

Karena itu, alangkah lebih baik bila pengendara motor membelokkan kendaraannya dibelakang mobil tersebut dan membuat jarak aman antara kedua kendaraan. Ingat, ketika Anda berkendara dan menuju suatu tempat, berarti ada seseorang yang menunggu Anda untuk hadir. Bagaimanapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?