Penulis
Intisari-Online.com - Ulah sopir "nakal" Uber membuat penumpang bernama Dolly Surya geram. Bagaimana tidak, ia dikenai "argo kuda" Rp595.000 untuk perjalanan dari daerah Kasablanka ke Sudirman, Jakarta, Selasa (9/8/2016) malam.
Jika merujuk pada tarif normal Uber, Dolly semestinya cuma membayar sekitar Rp 18.000 untuk jarak tempuh sekitar empat kilometer dari titik penjemputan ke destinasi akhir.
Dolly baru sadar dicurangi setelah mengecek aplikasi Uber miliknya. Sistem Uber mencatat Dolly melakukan perjalanan sejauh 215 kilometer dalam waktu 534 menit.
Ia pun mencurahkan kekesalannya ke Twitter pada Rabu (10/8/2016) pagi. Saat dihubungi KompasTekno, Dolly mengatakan sopir Uber tidak mengakhiri perjalanan alias "end trip" di aplikasi begitu sampai tujuan.
Sang sopir baru menekan "end trip" setelah lebih kurang 10 jam berkeliling Jakarta hingga ke daerah Tangerang. Alhasil, Dolly ditagih biaya perjalanan yang sama sekali tidak dia lalui.
Tips terhindar dari "argo kuda"
Terlepas dari kasus Dolly yang kini tuntas, insiden "argo kuda" sejatinya bukan hal baru. Beberapa pengguna mengaku pernah mengalami kejadian serupa, meski nominal pembayarannya tak semahal Dolly.
"Gue sempat beberapa kali (mengalami kejadian yang sama)," kata Aulia Masna yang merupakan pengamat teknologi sekaligus pengguna Uber.
Belajar dari pengalaman, Aulia pun kini tahu cara menghindari jebakan sopir nakal. Sebelum turun dari kendaraan, kata dia, penumpang Uber sebaiknya memastikan sopir sudah melakukan "end trip".
Pasalnya, fitur "end trip" hanya tersedia pada aplikasi sopir. Penumpang tak bisa menuntaskan perjalanan meski pada kenyataannya telah tiba di tujuan dan keluar dari mobil.
Aulia menilai fungsi kontrol "end trip" yang terpusat pada sopir berisiko merugikan penumpang seperti yang dialami Dolly. Ia berharap tim engineer dan designer Uber bisa memikirkan solusi untuk isu ini.
Salah satu opsi dari Aulia, Uber dapat menghadirkan pula fitur "end trip" pada aplikasi penumpang agar konfirmasi perjalanan berasal dari dua pihak.
Sembari menunggu sistem yang lebih baik, perwakilan Uber mengimbau para penumpang terus memberi masukan dan rating atas pengalaman yang diberikan sopir. Masukan dan rating sangat penting untuk sistem pemantauan kualitas sehingga sopir diharapkan lebih enggan berbuat curang.
(Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)