Penulis
Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara militer terkuat di dunia.
Selama bertahun-tahun,Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat ke-1 sebagainegara militer terkuat di dunia, menurut Global Fire Power.
Kekuatan militer AS tidak hanya soal jumlah pasukannya yang mencapai jutaan.
Namun juga teknologi canggih yang ada pada senjata militernya.
Bahkan senjata tercanggih di dunia saat ini dimiliki AS.Bahkan sudah mengujinya akan tetapi merahasiakannya.
Senjata apakah itu?
Dilansir dari24h.com.vnyang mengutip dari CNN pada Jumat (8/4/2022),seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Washington telah berhasil menguji rudal hipersonik HAWC pada pertengahan Maret.
Tetapi AS tetap diam selama dua minggu itu untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Rusia.
Saat itu, Moskow sedang dalam tahap awal kampanye militernya di Ukraina dan Presiden AS Joe Biden sedang dalam perjalanan ke Eropa.
Menurut pejabat itu, rudal hipersonik HAWC diluncurkan dari pesawat pembom B-52 di daerah lepas pantai barat.
Ini dianggap sebagai uji coba pertama yang berhasil dari rudal ini dengan versi pabrikan Lockheed Martin.
Booster mendorong roket untuk mempercepat peluncurannya.
Pada saat itu, mesin jet yang dibooster udara akan mengaktifkan dan mendorong roket menjauh dengan kecepatan supersonik (lebih besar dari atau sama dengan Mach 5).
Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu memberikan sedikit informasi tentang uji coba rudal hipersonik AS.
Dia mencatat bahwa rudal tersebut terbang di ketinggian 19 km dan jarak lebih dari 480 km dalam waktu kurang dari 5 menit.
Uji coba rudal hipersonik dilakukan beberapa hari setelah Rusia mengumumkan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal dalam kampanye militernya di Ukraina.
Target yang dihancurkan oleh rudal hipersonik Rusia adalah gudang amunisi di Ukraina barat.
Akan tetapi para pejabat AStidak menganggaprudal hipersonik Kinzhalpunya Rusia sebagai saingan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan rudal hipersonik Kinzhal hanyalah versi peluncuran udara dari rudal balistik jarak pendek Iskander (milik Rusia).
Dengan kata lain, ini adalah varian dari teknologi lama, bukan produk revolusi senjata hipersonik.
Uji coba rudal hipersonik HAWC AS lebih rumit, menurut CNN.
HAWC juga tidak memiliki hulu ledak, tetapi mengandalkan energi kinetiknya untuk menghancurkan target.
Pada saat AS menguji coba rudal hipersonik HAWC, Biden sedang bersiap untuk mengunjungi sekutu NATO di Eropa, termasuk singgah di Polandia, di mana ia bertemu dengan menteri pertahanan dan luar negeri Ukraina.
Menurut CNN, AS berhati-hati, tidak membuat langkah atau pernyataan yang dapat meningkatkan ketegangan antara Washington dan Moskow.
Sebelumnya, AS membatalkan uji coba rudal balistik antarbenua Minuteman III untuk menghindari kesalahpahaman oleh Rusia.
Menteri Pertahanan AS mengumumkan penundaan tes pada awal Maret untuk menghindari kesalahpahaman yang tidak perlu dari Moskow.