Penulis
Intisari-Online.com –Teknologi terus berkembang dalam berbagai aspek. Kenyataan menjadi salah satu yang diperbarui untuk berbagai kebutuhan. Tren Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) kerap muncul dalam berbagai adopsi serta alat yang bisa kita gunakan sekarang juga.
Pokemon Go merupakan AR dan kacamata Oculus Rift yang digunakan untuk hiburan adalah VR. Kemudian bagaimana dengan Google Glass? Teknologi itu adalah AR, walaupun seakan mirip dengan kacamata VR. Jadi, apa arti dari kedua teknologi itu dan apa yang membedakannya?
Pada dasarnya AR atau realitas yang ditambahkan memiliki tujuan untuk melakukan augment, mensuplemen, atau menambahkan konten digital ke dunia nyata melalui overlay atau pelapisan.
“Ia tidak memutuskan kita ke dunia nyata tapi lebih ke arah memperkaya dunia kita ini dengan konten digital atau virtual,” tutur I Gede Putra Kusuma Negara sebagai dosen sekaligus Kordinator Riset di Magister Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara.
Selain AR, Virtual Reality (VR) juga menjadi tren yang sedang berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut Gede, teknologi itu memaparkan kenyatan baru dalam bentuk virtual. Kita menggunakan alat seperti kacamata untuk mendapatkan pengalaman maya, memutuskan kita dari dunia nyata.
“Apabila AR memperkaya dunia nyata kita dengan konten digital, VR memutuskan dunia nyata agar kita merasakan dunia virtual sebagai suatu kenyataan baru,” jelas Gede yang menyelesaikan kuliahnya di Nanyang Technology University di Singapura. Dalam VR kita seolah-olah diteleportasi ke dunia baru yang bersifat digital, mengasingkan diri dari kenyataan.
Jadi AR memeperkaya dunia yang sudah ada sedangkan VR diasingkan dari dunia nyata untuk merasakan dunia maya penuh. Apabila Google Glass dan Pokemon Go diperkaya oleh konten digital, Oculus Rift membawa kita ke sebuah konten digital yang memutuskan diri dari kenyataan.