Penulis
Intisari-Online.com –Telah beredar berita bahwa salah satu waralaba restoran di Indonesia menggunakan bahan kedaluwarsa pada makanannya. Kejadian ini membuat kita lebih hati-hati dalam mengkonsumsi makanan, baik yang kita beli di pasar swalayan hingga restoran.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, kita dapat menderita sakit perut hingga keracunan apabila mengkonsumsi makanan kedaluwarsa. Dari kram di daerah perut, muntah, demam, pusing, dehidrasi, hingga diare. Kita harus menghindari dan lebih teliti pada label. Apabila tidak adal label maka melihat tanda-tanda seperti jamur dan bau adalah cara lain untuk menentukan apakah makanan kita basi atau kedaluwarsa.
Dalam memeriksa apakah sebuah makanan atau minuman sudah kedaluwarsa nampaknya akan lebih mudah di masa depan. Perkembangan teknologi membuat para pencipta dan inovator untuk membuat berbagai alat yang mendeteksi tingkat kedaluwarsa sebuah makanan. Seperti yang dilansir dari Mentalfloss.com dan sumber lainnya, berikut adalah empat alatnya.
1. Pendeteksi berbahan sutra
Universitas Tuffs asal Amerika Serikat (AS) telah menciptakan sensor berbahan sutra yang dapat menempel ke makanan untuk memonitor kesegarannya. Pisang, telur, keju, hingga susu dapat diperiksa melalui analisa perubahan kimiawi yang menentukan apakah makanan kita basi atau tidak.
2. Sensor Kecil
Ahli kimia di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan sebuah sensor kecil yang dapat memonitor kesearan buah dengan mendeteksi hormon umur yang bernama ethelin.
3. Sensor daging
MIT kembali menciptakan sensor yang dapat mendeteksi apakah sebuah daging masih segar atau sudah basi. Sensor ini berukuran lebih besar dan dapat dibawa oleh kita. Alat ini bekerja dengan melihat gas yang dihasilkan daging saat membusuk.
4. Sensor susu
Untuk mendeteksi apakah susu busuk, kita bisa melihat tanggal hingga menciumnya. Akan tetapi para peneliti di Universitas California, Berkely, dan juga Chiao Tung di Taiwan telah mengerjakan sebuah sensor yang ditempatkan di atas susu. Alat ini dapat mendeteksi kesegaran melalui penemuan bakteri.