Intisari-Online.com - Hampir seluruh karet ban yang diproduksi di seluruh dunia memiliki warna hitam pekat. Sebagian besar? Tentu saja, karena tetap ada beberapa produsen ban yang sempat membuatnya dengan warna lain. Namun nyatanya, mereka segera memproduksi kembali ban dengan warna hitam. Kira- kira mengapa demikian?
Ternyata, warna hitam yang terdapat pada ban ini berasal dari bubuk karbon hitam yang dicampurkan dengan bahan dasar ban itu sendiri, yakni karet. Pertanyaannya sekarang, kenapa sih harus karbon hitam?
Seperti yang kita tahu, bagian dari kendaraan yang bergesekan secara langsung dan berkala dengan aspal adalah ban. Karet tidak memiliki tekstur kekerasan yang dibutuhkan oleh sebuah ban, dan kurang mampu dalam menahan panas yang ditimbulkan akibat gesekan antara ban dengan aspal. Untuk itulah perlu adanya campuran bahan lain untuk memberikan perlindungan ekstra pada ban.
Karbon hitam setelah dicampurkan dengan karet, ternyata mampu untuk membuat tekstur ban menjadi lebih keras, menambah daya tahan terhadap abrasi karena adanya gesekan antara ban dengan aspal, selain itu juga dapat menyerap dan mengonversi sinar UV menjadi panas sehingga dapat menguap dengan cepat. Hasilnya, ban akan menjadi lebih awet. Karena itulah, karbon hitam dipilih sebagai campuran untuk membuat karet ban.
Apakah Anda pernah melihat ban dengan warna lain selain hitam? Bila pernah, karet yang menjadi bahan dasar ban tersebut telah dicampurkan bahan lain selain karbon hitam, yakni pasir silika. Namun, karena daya tahan abrasinya tidak sebaik karbon dan biaya produksinya lebih mahal, maka para produsen ban lebih memilih untuk menggunakan karbon hitam.
Sebagai catatan, karena kemampuannya untuk menyerap sinar UV tersebut, lama kelamaan karbon hitam yang terdapat pada ban akan hilang. Warna ban akan berubah menjadi abu- abu, seiring dengan turunnya performa karbon hitam ini.
Menurut Anda, apa yang terjadi bila warna karet ban sudah memudar?