Find Us On Social Media :

Fenomena Bulan Purnama Ternyata Bisa Memicu Gempa

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 14 September 2016 | 09:30 WIB

Fenomena Bulan Purnama Ternyata Bisa Memicu Gempa

Intisari-Online.com - Pertanyaan seputar apakah fenomena bulan purnama berkaitan dengan gempa bumi yang bertahan selama bertahun-tahun akhirnya terkonfirmasi. Melalui publikasinya di jurnal Nature Geoscience, pakar seismologi University of Tokyo menyebut, fase bulan memang menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya gempa.

Menurut Satoshi Ide, seismolog itu, gempa besar seperti yang terjadi di Chile tahun 2010 dan Jepang pada 2011 cenderung terjadi saat purnama atau bulan mati, saat tekanan pasang mencapai titik tertinggi. Untuk mengungkap hal itu, Ide menginvestigasi tiga rekaman gempa yang terjadi di Jepang, California, dan berbagai belahan dunia lainnya.

Ia menganalisis tekanan pasang 15 hari menjelang dan sesudah gempa besar. Hasilnya, gempa di Chile dan Tohoku, Jepang, terjadi saat tekanan pasang mencapai titik tertinggi. Menganalisis lebih dari 10 ribu gempa, Ide menemukan bahwa gempa yang terjadi saat tekanan pasang maksimum punya peluang lebih besar mencapai magnitudo M 8.

“Riset ini adalah cara inovatif untuk menjawab isu yang telah menjadi perdebatan sekian lama,” kata Honn Kao, pakar seismologi di Geological Survey of Canada. “Temuan ini memberikan petunjuk tentang hubungan antara tekanan pasang dan terjadinya gempa besar.”

Meski demikian, riset ini tak menyimpulkan bahwa setiap bulan purnama atau mati akan terjadi gempa. Demikian juga, tak setiap gempa besar terjadi pada saat purnama atau bulan mati. Kesimpulan riset adalah bahwa tekanan pasang yang terjadi saat bulan purnama atau mati berpotensi memicu transfer tekanan lempeng sehingga memicu gempa besar.

John Vidale, seismolog University of Washington yang selama ini kerap meluruskan klaim kaitan gempa dan purnama mengatakan, hasil riset ini bisa dipertanggungjawabkan. “Tim melakukan riset dengan sangat teliti,” katanya.

Walaupun menjawab teka-teki puluhan tahun, Ide mengungkapkan bahwa riset ini tak akan memberi pengaruh pada strategi mitigasi gempa bumi. Masyarakat harus waspada bencana kapan saja. Meski dipengaruhi oleh pasang, peluang terjadinya gempa di hari tertentu di kawasan yang rawan gempa rendah dan sulit diprediksi.

“Terlalu kecil untuk menjadi basis merencanakan aksi,” katanya.