Peneliti Buktikan Ungkapan Posisi Menentukan Prestasi

Ade Sulaeman

Penulis

Peneliti Buktikan Ungkapan Posisi Menentukan Prestasi

Intisari-Online.com - Kita tentu pernah mendengar ungkapan ‘posisi menentukan prestasi’. Percaya dengan ungkapan tersebut? Jika merujuk pada penelitian terbaru, maka kita wajib mempercayainya.

Penentuan posisi tempat duduk di kantor biasanya diatur agar mereka yang satu tim kerja diberikan posisi yang saling berdekatan. Tujuannya agar mudah berkoordinasi dan komunikasi.

Teori tersebut, menurut penelitian terbaru, tidak selalu benar.

Sebab, menentukan posisi duduk karyawan seharusnya berdasarkan kualitas dan kinerja masing-masing.

Michael Housman, peneliti SDM dari HiQ Labs, dan salah satu penulis studi, menjelaskan bahwa karyawan dengan kinerja positif memiliki pengaruh kuat ketimbang karyawan dengan kinerja negatif.

“Jika kamu mengatur tempat duduk karyawan berprestasi dengan karyawan biasa-biasa saja, maka kecenderungannya adalah karyawan dengan kinerja standar akan mengalami peningkatan kualitas kerja. Sementara itu, karyawan berprestasi tidak akan mengalami penurunan kinerja,” urai Housman.

Housman menegaskan bahwa jika Anda salah satu karyawan yang cemerlang, jangan menolak duduk di samping karyawan dengan kinerja standar.

Pasalnya, posisi duduk plus dan minus ini, justru memberikan efek positif bagi masing-masing karyawan.

Posisi duduk yang demikian, kata Housman, lebih baik ketimbang Anda memisahkan karyawan pintar dan standar.

Namun, jika posisi duduk berkaitan dengan karakter dan kepribadian karyawan.

Housman menyarankan jangan membiarkan karyawan teladan duduk berdekatan dengan karyawan pembangkang.

Sebab, karakter yang buruk sangat mudah menular, layaknya perokok pasif yang terkena asap sehingga menyebabkan mereka flu atau batuk-batuk. Efeknya langsung terlihat dan terasa.

“Karyawan teladan yang duduk dengan jarak 25 kaki dari karyawan ‘racun’, kemungkinan 112,5 persen karyawan teladan akan tertular menjadi malas dan lambat dalam bekerja,” tegasnya.

“Karyawan rentan tertular karakter buruk karyawan ‘racun’ sebanyak 150 persen, jika mereka duduk sangat dekat atau bersebelahan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, sebaiknya, aturan duduk karyawan di kantor jangan berdasarkan satu tim kerja, tetap berdasarkan kualitas kinerja masing-masing karyawan.

(Rakhma/kompas.com)