Penulis
Intisari-Online.com – Penyedia transportasi berbasis aplikasi telah menyebar ke berbagai belahan dunia dengan Uber menjadi perusahaan besar yang melakukan ekspansi dimana-mana. Akan tetapi Tiongkok bersaing hebat dengan aplikasi lokal Didi Chuxing.
Dua tahun silam ini kedua aplikasi transportasi itu telah bersaing hingga pada bulan Agustus ini Uber seakan kalah dengan menjual sahamnya kepada Didi. Walaupun Uber tersebar di 60 kota di Tiongkok dengan penghasilan ratusan juta dolar AS tiap bulannya, Didi memiliki 87% dari seluruh pasar transportasi panggilan.
Dalam perjanjiannya, Uber akan mendapatkan 1/5 saham dari perusahaan Tiongkok yang membuat keduanya terlihat seakan bekerjasama. Merger tersebut bernilai sekitar 35 trilliun dolar AS yang menggabungkan saham 28 trilliun dolar AS dengan Didi yang menambahkan sisanya.
Perjanjian itu ternyata menarik perhatian kepada India sebagai negara tetangga. “Secara sejarah Baidu dan Didi telah menang di Tiongkok, akan tetapi beda kasusnya apabila kita melihat India. Negara itu memiliki pasar besar yang terbuka untuk operasi para pemain asing sehingga Uber dapat masuk,” jelas Yugal Joshu, seorang direktur praktisi dari firma konsultan asal Texas bernama Everest Group.
Apabila Didi menjadi pesaing lokal dari Tiongkok, Ola merepresentasikan India yang harus “melawan” Uber. Kini Ola masih berada di nomor satu, akan tetapi Uber semakin menyusul. Dengan fokus Tiongkok telah hilang, fokus pada India sepertinya akan dilakukan oleh Uber. Pilihan lainnya adalah saling bekerjasama dengan membagi keuntungan.
Jadi apakah keduanya akan bersaing? Atau bekerjasama? Atau bahkan seperti Didi, bersaing hingga lawan terpaksa untuk bekerjasama dengan pengurangan drastis keuntungan di masa depan. Tentunya waktu yang akan menjawab persaingan ini.
(qz.com/bloomberg.com/reuters.com)