Intisari-Online.com - Seperti halnya tubuh, keuangan juga dapat mengalami masalah kesehatan yang menyebabkannya ‘sakit’. Dalam kondisi ini, maka keuangan kita juga memerlukan ‘diet finansial’.
Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menjelaskan, tujuan utama melakukan diet finansial adalah menjaga agar keuangan pribadi selalu berada dalam keseimbangan.
"Dalam mengelola keuangan, yang masuk dan keluar mestinya seimbang," kata dia.
Perencana keuangan menyebut, diet keuangan ini perlu dilakukan terutama oleh orang-orang yang keuangannya bermasalah. Misalnya, orang tersebut terlalu boros, sehingga keuangannya malah lebih besar pasak daripada tiang.
Jadi pendapatan yang ia terima lebih kecil ketimbang pengeluaran yang ia lakukan. Alhasil, ia memiliki utang segunung.
Tapi jangan salah, bukan berarti orang-orang yang memiliki pendapatan besar dan sanggup menanggung pengeluaran dalam jumlah besar tidak perlu diet keuangan.
"Seperti diet fisik, badan langsing bukan berarti boleh makan banyak, di diet keuangan pendapatan banyak maka bukan berarti boleh banyak belanja," kata Mike Rini, Chief Executive Officer Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory.
Sederhananya, orang-orang yang salah satu pos keuangannya berlebihan perlu melakukan diet finansial.
Saat orang itu banyak utang, atau bila pengeluarannya terlalu besar, bahkan saat seseorang berlebihan dalam melakukan investasi, dia perlu melakukan diet finansial.
Untuk mengetahui apakah Anda perlu melakukan diet keuangan, Anda perlu kembali melihat rasio keuangan Anda, apakah masih dalam batas wajar atau tidak.
Misal, kalau rasio utang Anda melebihi dari 30% penghasilan, yang merupakan batas wajarnya, berarti Anda perlu melakukan diet finansial.
Konsep melakukan diet keuangan pada dasarnya tidak berbeda dengan melakukan diet kesehatan. Program diet kesehatan biasanya disusun berdasarkan kebutuhan atau masalah kesehatan seseorang.