Intisari-Online.com - Waspadalah, makan terlalu cepat tidak baik untuk kesehatan. Ini mungkin baik untuk efektifitas waktu, tapi, selama bertahun-tahun, hampir semua ahli gizi menganjurkan kita makan secara perlahan-lahan.
Amkita Moti, M.S, R.D., ahli gizi di Selvera Weight Management Program, mengatakan, makan yang terlalu cepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang serius, seperti gangguan pencernaan dan bahkan refluks asam.
Menurutnya, pemakan cepat cenderung mengambil gigitan besar dan menelan cepat. Sehingga, makanan tidak diolah sempurna dalam mulut dan tidak ada kesempatan bagi air liur dan enzim untuk melumasi dan memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil sebelum memasuki perut.
Makan cepat juga meningkatkan jumlah udara yang tertelan, yang dapat menyebabkan peningkatan gas dan rasa kembung. Masalah besar lainnya dari makan terlalu cepat ialah membuat Kita makan lebih banyak. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak, setelah makanan masuk ke saluran cerna.
Bila makanan terlalu cepat masuk, sinyal kenyang seakan jauh tertinggal, sehingga bisa jadi Kita belum merasa kenyang walau 1 porsi menu sudah dilahap habis. Hasilnya, kita bisa mengambil makanan lain, namun setelahnya, perut seakan ingin “meledak” karena kekenyangan.
Beberapa studi juga telah menemukan hubungan antara makan cepat dan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Sebaliknya, mereka yang makan lebih lambat, cenderung mengonsumsi kalori lebih sedikit dan merasa kenyang lebih lama.
Foti menyarankan, gunakan indra Kita untuk dapat makan secara perlahan. Fokuslah di setiap gigitan, mulai dari aroma, suara, dan rasa.
“Makan harus menjadi proses yang menyenangkan,” katanya. “Fokus pada makanan memaksa Kita untuk berhati-hati selama proses tersebut, yang memungkinkan Kita memperlambat dan benar-benar menikmati makanan kita.”