Apel Memang Boleh dan Enak untuk Dimakan Langsung dengan Kulitnya, Asal

Ade Sulaeman

Penulis

Apel Memang Boleh dan Enak untuk Dimakan Langsung dengan Kulitnya, Asal

Intisari-Online.com - Salah satu hal yang dianggap menyenangkan dari makan apel adalah kita bisa makan langsung dengan kulitnya. Namun, jangan lupa untuk mencucinya terlebih dahulu. Kenapa?

Sebab, meski terlihat bersih dan mengkilap, tidak tertutup kemungkinan ada kontaminasi bakteri patogen dan residu pestisida. Bakteri berukuran mikro sehingga tidak terlihat dengan kasatmata.

Sandria Godwin, PhD, RD, LDN, seorang profesor dari Department of Family and Consumer Sciences di Tennessee State University mengatakan, konsumen perlu mencuci buah apel karena umumnya apel dimakan beserta kulitnya.

Sandria mengingatkan, kita tak pernah tahu bagaimana distribusi apel mulai dari perkebunan hingga ke tangan konsumen. Menurut dia, ada beberapa potensi kontaminasi patogen atau mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan selama perjalanan buah-buahan untuk dijual.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 9 juta orang sakit setiap tahunnya karena konsumsi makanan terkontaminasi, termasuk sayur dan buah-buahan. Bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk, makan buah yang terkontaminasi bisa mengundang penyakit.

Bakteri patogen yang harus diwaspadai antara lain E. coli, salmonella, listeria dan norovirus. Manusia yang terinfeksi patogen tersebut mengalami diare, demam, gagal ginjal, dan infeksi saluran kemih.

Sementara itu, Davida Margolin, seorang dosen di Department of Molecular, Cellular, and Biomedical Sciences, University of New Hampshire menambahkan, kontaminasi juga bisa terjadi saat buah jatuh ke tanah dan kontak dengan kotoran hewan di tanah tersebut.

Berdasarkan studi dari Tennessee State University, kontaminasi bakteri juga bisa berasal dari laci sayuran di dalam lemari es. Sering kali tempat sayuran dan buah-buahan tidak pernah dibersihkan.

"Cucilah dengan benar dengan menggosok apel menggunakan telapak kedua tangan di bawah air mengalir," imbau Sandria.

(Dian Maharani/kompas.com)