Tetapi hanya beberapa jam sebelum membuat komentarnya, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyatakan dalam sebuah wawancar.
Bahwa, kecuali operasi militer Rusia di Ukraina untuk demiliterisasi negara tidak dihentikan, krisis bisa "berakhir dalam konflik dengan NATO."
Gedung Putih mengatakan pada 28 Februari bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden ingin mengurangi "kata-kata besar" dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin telah memerintahkan pasukan pencegahan Rusia, termasuk senjata nuklir, untuk disiagakan.
"Kami telah melihat pola ini dari Presiden Putin selama beberapa bulan terakhir dan bahkan sebelum itu, ketika dia membuat ancaman untuk membenarkan tindakan agresi," sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada MSNBC.
"Rusia, termasuk Presiden Putin, berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ancaman nuklir," tambahnya.
AS memiliki "persiapan sendiri" dan "kemampuan dan kemampuannya sendiri untuk membela AS", kata Psaki, tetapi tidak mengubah tingkat siaga.
"Kami tidak mengubah peringatan kami sendiri, dan kami tidak mengubah penilaian kami sendiri di area itu. Tetapi kita juga harus sangat jelas tentang penggunaan ancamannya sendiri," katanya.
Pemerintah AS meremehkan masalah tidak menggunakan pasukan AS untuk menetapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Menurut mereka, menetapkan zona larangan terbang adalah "ide yang buruk" dan "bukan sesuatu yang ingin dilakukan Presiden".
"Fakta bahwa militer AS menerapkan zona larangan terbang pada dasarnya berarti bahwa pasukan AS akan menembak jatuh pesawat dan pesawat Rusia," kata Psaki.