Find Us On Social Media :

Terjebak Macet di Brebes, Pemudik Harus Beli Bensin Rp50.000 per Liter

By Ade Sulaeman, Selasa, 5 Juli 2016 | 10:30 WIB

Terjebak Macet di Brebes, Pemudik Harus Beli Bensin Rp50.000 per Liter

Intisari-Online.com - Antrean panjang di sejumlah SPBU Brebes dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk menjual bahan bakar jenis Premium secara eceran dengan harga tinggi untuk pemudik.

Para pedagang bensin dadakan ini menjual Premium dengan harga hingga Rp50.000 per liter atau lima kali lipat lebih mahal dari harga normal.

Sejumlah pengendara yang terjebak kemacetan di jalan terpaksa membeli dengan harga tinggi karena khawatir akan kehabisan bahan bakar minyak.

"Mau gimana lagi mas, bensin di mobil saya sudah mau habis. Padahal SPBU masih 5 km lagi dari sini dan juga kondisi di jalur Pantura Brebes ini masih padat," kata Subekti (50), pemudik asal Cibinong tujuan Solo.

Kalaupun nekat ke SPBU terdekat, Subekti memperkirakan akan antre panjang. Karena itu, pilihannya adalah membeli Premium eceran yang dibawa oleh pedagang keliling.

"Yang penting mobil bisa jalan. Tadi saya beli 10 liter di warga yang jual bensin keliling bawa jeriken," kata dia seperti dikutip Tribun Jateng.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pemudik sepeda motor. Heru (27), pemudik sepeda motor asal Jakarta tujuan Semarang, juga terpaksa membeli bensin dengan harga tidak wajar karena bensin di kendaraannya sudah hampir habis.

"Iya tadi saya beli eceran 3 liter Rp120.000, satu liter harganya Rp40 ribu. Mau gimana lagi ya takut nanti malah mogok motornya," kata Heru.

Seorang penjual bensin eceran, Sunarto (48), mengatakan bahwa dalam sehari ia mampu menjual bensin eceran sebanyak 50-60 liter dengan harga mulai dari Rp 40.000 hingga Rp50.000 per liter.

"Saya jual bensin ini kalau motor Rp 40 ribu per liter, kalau untuk mobil saya jual Rp50 ribu per liter," kata dia.

Sunarto mengaku menjual bensin eceran dengan harga tinggi karena sulitnya mendapatkan bensin di sejumlah SPBU di jalur pantura. Menurut dia, pasokan BBM di sejumlah SPBU sudah habis.

(Fajar Eko Nugroho/Tribun Jateng)