Find Us On Social Media :

Dulu Banyak Pekerjaan yang Hanya ‘Diperuntukkan’ Untuk Kaum Pria, Kini Situasinya Berbeda, Tapi…

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 4 Mei 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com – Dari ruang praktik rekruitmen, saya mengamati perubahan yang sangat menarik dalam 25 tahun terakhir ini.

Di awal 1980-an, dari 10 jenis pekerjaan, 6-7 pekerjaan di antaranya "diperuntukkan" kaum pria. Saat itu, sepertinya tak ada celah untuk wanita.

Beragam pekerjaan mulai reporter, insinyur sipil, juru kamera, penambang, sampai petugas keamanan, semua diprioritaskan untuk diisi laki-laki.

Termasuk posisi struktural, semisal kepala cabang, pengawas lapangan, direktur, dan sejenisnya.

Memang ada pekerjaan yang dikenal sebagai profesi "khas" kaum hawa, seperti sekretaris, perawat, kasir, tapi porsinya masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan profesi yang "otomatis" menjadi jatah laki-laki.

Baca juga: Sungguh Mulia, Wanita Ini Meminjamkan Rahimnya Agar Adiknya Bisa Punya Anak

Padahal, di masa itu juga, dari 10 calon karyawan yang datang melamar untuk posisi tertentu, bisa terdapat enam wanita, dibandingkan dengan hanya tiga atau empat saja pria yang kompeten dan dianggap mampu mendudukinya.

Pria terkesan asal melamar, sedangkan wanita lebih hati-hati, dengan persiapan yang jauh lebih matang.

Bahwa ujung-ujungnya lebih banyak pria yang diterima, biasanya lebih karena mitos, bahwa pria lebih anu, anu, dan anu ketimbang wanita.

Demikian juga dalam menentukan calon pemimpin, mulai dari unit terkecil sampai kandidat tingkat direksi.

Kalau dari pertimbangan kemampuan dan kompelensi semata, lebih mudah menemukan kandidat wanita.

Sekali lagi, kalau semata pertimbangan kompetensi yang obyektif. Toh biasanya, lagi-lagi wanita tak dipilih, lantaran pertimbangan itu tadi: pria lebih pas, tanpa menyebutkan alasan jelas.

Baca juga: Kisah Wanita yang 'Keukeuh' Jaga Keperawanannya Sampai Menikah, Meskipun Telah 5 Tahun Berpacaran dengan Pasangannya