Cokelat Band, Jadi Duta Gerakan Budaya Bersih dan Senyum

Tika Anggreni Purba

Penulis

Cokelat Band, Jadi Duta Gerakan Budaya Bersih dan Senyum

Intisari-Online.com– Dalam kunjungannya ke redaksi Intisari (14/01), Cokelat berbagi cerita tentang grup musik mereka yang dipercayakan oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya sebagai Duta Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS). Cokelat yang digawangi oleh tiga personil Edwin, Jackline, dan Ronny ini membagikan keprihatinan mereka akan kondisi Indonesia yang masih belum sadar akan budaya bersih.

Cokelat akan menyuarakan GBS ini melalui musik dan lagu baik itu dari album rekaman maupun kegiatan manggung. Salah satu lagu yang bertajuk Senyum Negeriku mewakili kerinduan mereka untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai Indonesia melalui GBS.

“Budaya bersih harusnya sudah mulai digerakkan sejak 20 atau 30 tahun yang lalu, tapi ternyata gerakan ini masih dicanangkan baru-baru ini. Kita cenderung hanya peduli dengan kebersihan di rumah kita sendiri, tapi selangkah keluar dari rumah kita, kita tidak peduli lagi,” kata Ronny prihatin. Ia sendiri berharap, GBS ini akan menjadi langkah awal agar kita sebagai manusia sadar akan pentingnya kebersihan bagi kelangsungan hidup.

Jackline sendiri mengaku gerah melihat perilaku masyarakat yang cenderung menganggap kecil soal kebersihan ini. “Sering banget kita lihat, sampah dibuang sembarangan lewat kaca mobil tanpa merasa bersalah,” katanya. Itulah sebabnya, kesamaan visi akan pentingnya kebersihan membuat Cokelat menyambut baik pinangan Kemenko Maritim dan Sumber Daya Indonesia.

Sebagai duta GBS dari Kemenko Maritim dan Sumber Daya, saat ini kebersihan pantai akan menjadi langkah awal dari kampanye ini. Pasalnya, Indonesia memiliki keelokan pantai yang memukau, namun sayang tidak banyak wisatawan yang berkunjung, karena kurangnya kebersihan pantai tersebut.

Selain duta kebersihan, mereka juga giat menyuarakan masyarakat untuk lebih banyak tersenyum daripada mengeluh. Kini, keramahan Indonesia hampir tak dapat dikenali lagi saking kurangnya senyum di wajah warganya. “ Faktor utamanya mungkin karena lingkungannya kotor, jadi masyarakatnya enggak bahagia,” ungkap Ronny lagi. Karenanya Cokelat mengajak masyarakat Indonesia untuk membudayakan kebersihan dan meningkatkan kembali keramahan melalui senyuman.