Andien Aisyah, Memberi Hati yang Hangat Bagi Penderita Kanker

Tika Anggreni Purba

Penulis

Andien Aisyah, Memberi Hati yang Hangat Bagi Penderita Kanker

Intisari-Online.com—"Ketika menolong orang lain, saya bukanlah ‘seorang’ Andien yang dikenal sebagai public figure. Saya hanya melakukan apa yang memang mesti saya lakukan ketika Tuhan menunjukkan orang yang membutuhkan di depan mata saya" kata Andien Aisyah (30).

Kalau dihitung, tidak terhitung jumlahnya kini orang-orang yang mendedikasikan hidupnya sebagai relawan full time, pemerhati, dan donatur bagi para penderita kanker di Indonesia. Beberapa nama bahkan tidak asing lagi bagi telinga, sebab dedikasinya yang penuh terhadap sesama yang tengah menderita tersebut. Bukan berarti hanya ikut-ikutan, Andien ternyata juga memiliki hati untuk menolong penderita kanker itu.

“Mungkin caranya yang berbeda, “ kata Andien. Ia memang tidak menjadi relawan penuh waktu yang memberikan waktu, tenaga, dan dana untuk para penyandang kanker. Namun, Andien yang bersegera untuk menolong mereka yang sakit, memiliki kesan tersendiri. Tidak hanya untuk orang yang ditolongnya, namun juga orang-orang yang menyaksikan kehangatan hatinya ini.

Karier Andien di dunia musik bisa dibilang berumur panjang. Ia telah berkiprah dalam bidang tarik suara sejak usia 15 tahun. Perjalanan karier itu, sebut Andien, sama seperti perjalanan dalam aspek kehidupan lainnya, adalah sebuah proses.

“Sama halnya bagian perjalanan hidup saya yang lain, kepedulian terhadap penyandang kanker juga adalah proses hidup yang terbentuk begitu saja dalam diri saya, “ ungkap Andien.

Artinya, tidak ada titik balik dalam hidupnya yang membuat dia berpikir bahwa inilah waktunya untuk menolong orang lain. Keyakinan bahwa jalan hidup sudah ditentukan yang mahakuasa membuat Andien merasa bahwa ia hanya melakukan apa yang semestinya dia lakukan saat itu.

Bagi yang belum tahu, mari sedikit kita mengulik cerita Andien dan kepeduliannya pada para penderita kanker ini. Suatu waktu, pengikut akun Instagram Andien terpana, sebab ia membagikan sebuah foto disertai dengan ajakan untuk menolong seorang penderita kanker yang tinggal dalam gerobak.

Mulanya Andien mendapat informasi mengenai perempuan penyandang kanker di media sosial. Saat membuka akun Path miliknya, Andien terkesiap melihat foto Rosida (46) penyandang kanker payudara di daerah Cibinong.

Miris sekali, Rosida yang sudah mengidap penyakit itu selama empat tahun hanya tinggal diam tidak berdaya dalam sebuah gerobak. Ketika melihat hal itu, empati Andien bergelora. Tidak perlu pikir panjang, ia langsung mengambil tindakan.

“Ketika saya mendapatkan rezeki dari Tuhan, saya yakin kalau ada sebagian dari rezeki itu yang menjadi hak bagi mereka yang sakit dan tak mampu,” kata Andien. Saya dan teman satu tim saya hanyalah alat yang dipakai untuk menyalurkan kemudahan bagi mereka. Hal yang juga tak kalah penting bagi Andien dari proses ini adalah rasa syukur yang tak terkira. Sebab hidupnya memiliki arti dan manfaat bagi hidup orang lain.

Bersambung ke bag 2