Penulis
Intisari-Online.com - Suatu ketika ada seorang laki-laki yang temperamen dan sangat suka marah pada orang lain. Ia bertemu dengan kakek-kakek dan tanpa alasan yang jelas, ia memarah-marahi kakek itu.
Tak diduga, kakek itu menghadapi sang pemuda dengan sangat tenang. Ia mendengarkan kemarahan pemuda itu tanpa berkata sekecap pun. Setelah berbicara dan marah dengan panjang lebar, akhirnya pemuda itu pun diam.
Setelah suasana agak teanng, sang kakek bertanya pada pemuda itu, "Jika seseorang memberimu sesuatu namun kamu tidak menerimanya, jadi miliki siapakah pemberian itu?" Setelah berpikir sejenak, pemuda itu berkata, "Tentu akan tetap jadi milik orang yang memberi."
"Begitu juga dengan kata-katamu tadi. Semua kemarahanmu itu tak aku terima. Jadi semua emosi negatifmu itu tetap milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku khawatir kamu nanti harus menanggung akibatnya. Kata-kata kasar hanya membuahkan penderitaan," jelas kakek itu.
Mendengar penjelasan itu tadi, sang pemuda hanya terheran-heran. Ia sama sekali tak pernah mendapat jawaban seperti itu dari orang lain. Merasa malu, pemuda itu akhirnya meminta maaf pada sang kakek tua.
Kakek itu berkata lagi, "Orang yang marah dan mengutuk orang lain sama seperti meludahi langit. Ludah itu akan jatuh dan mengotori wajahnya sendiri." Setelah bertemu dengan kakek itu, sang pemuda pun mulai mengubah sikapnya dan menjadi orang yang lebih baik.