Find Us On Social Media :

Kisah Tiga Roti Tiga Nasihat

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 16 September 2016 | 18:30 WIB

Kisah Tiga Roti Tiga Nasihat

Intisari-Online.com – Seorang karyawan setelah bekerja selama dua puluh tahun di kota, merasa saatnya ia pensiun dan pulang kampung. Lalu, ia pun menghadap pada atasan tempatnya bekerja.

“Anda sudah bekerja di tempat ini selama dua puluh tahun dengan baik. Sekarang, saya ingin bertanya apakah Anda menginginkan uang pensiun selama dua puluh tahun atau tiga nasihat dari saya?” tanya atasannya.

Karyawan itu berpikir sejenak lalu memilih meminta tiga nasihat dari atasannya.

“Nasihat pertama, jangan pernah mau mencari jalan pintas, tidak ada yang mudah dan gratis di dunia ini. Lakukan sesuatu secara bertahap dengan mantap dan mandiri.

Nasihat kedua,  terhadap sesuatu hal yang tidak baik, jangan menaruh rasa ingin tahu yang mendalam. Karena hal itu bisa merenggut nyawamu.

Nasihat ketiga, jangan membuat keputusan apapun saat sedang emosi. Karena ini akan membuatmu menyesal seumur hidup.”

Kemudian sang atasan memberikan sedikit uang dan tiga buah roti, serta berpesan, “Roti yang paling besar dimakan bersama keluarga saat sampai di rumah.”

Esok paginya, sang karyawan pamit dan memulai perjalanan pulang ke kampung halamannya. Sampailah ia pada sebuah kampung, ia bertanya pada orang yang ditemuinya, manakah jalan paling dekat untuk sampai ke kampung halamannya.

“Jalan kecil yang lebih dekat,” jawab si A.

“Jalan besar yang lebih aman,” jawab si B.

Karena ingin cepat sampai di rumah, ia memilih jalan kecil. Baru setengah jalan ia berpapasan dengan orang lain. Rupanya di jalan kecil itu banyak perampok. Pria itu pun teringat akan nasihat atasannya. Ia kembali lagi melewati jalan besar. Saking laparnya ia melahap roti pertama yang diberikan oleh atasannya.

Hari sudah malam, pria itu memutuskan untuk menginap di sebuah losmen. Malam harinya ia mendengar suara seorang wanita yang menangis. Saat itu ia teringat nasihat kedua dari atasannya, maka ia pun mengurungkan niatnya untuk keluar melihat apa yang terjadi. Ia pun memakan roti kedua di kamarnya.