Penulis
Intisari-Online.com – Delapan ekor monyet dimasukkan di sebuah ruangan. Di tengah ruangan itu terdapat sebuah tangga, yang mengarah ke sekelompok pisang yang tergantung dengan kait di langit-langit.
Setiap kali monyet mencoba untuk menaiki tangga, semua monyet disemprot dengan air es, yang membuat mereka sengsara. Tak lama kemudian, setiap kali monyet berupaya untuk menaiki tangga, monyet yang lainnya tidak ingin disemprot, menaikinya dan memukilinya. Segera, tak satupun dari delapan monyet itu mencoba lagi untuk menaiki tangag.
Salah satu monyet kemudian dikeluarkan, dan monyet baru dimasukkan ke dalam ruangan. Melihat pisang dan tangga, ia bertanya-tanya mengapa tidak ada monyet di dalam situ yang mengambil pisang. Tanpa gentar, monyet baru ini segera mulai menaiki tangga.
Monyet lain segera berusaha menjatuhkannya dan memukulinya dengan konyol. Monyet baru itu tidak tahu mengapa. Namun, ia tidak lagi berusaha untuk menaiki tangga.
Monyet kedua dikeluarkan dari ruangan dan diganti dengan monyet baru. Monyet baru ini mencoba untuk menaiki tangga, tapi semua monyet lain memukulinya agar ia jatuh.
Tetapi ini tidak termasuk monyet baru yang sebelumnya, ia tidak berpartisipasi dalam pemukulan seperti yang dilakukan oleh monyet lainnya. Namun, ia tidak tahu mengapa monyet lain menyerang monyetbaru.
Satu per satu, semua monyet yang pertama diganti. Delapan monyet baru sekarang berada dalam ruangan. Tak satu pun dari mereka pernah disemprot oleh air es. Tak satu pun dari mereka mencoba untuk menaiki tangga. Semua selalu antusias memukuli setiap monyet baru yang mencoba menaiki tangga, tanpa tahu penyebabnya.
Dan seperti itulah tradisi, agama, dan sistem bisa didirikan dan diikuti.
Berpikirlah dua kali sebelum mengikuti tradisi, agama atau sistem yang membabi buta. Lebih masuk akal jika mendapatkannya untuk pemahaman sendiri.