Sukses Besar Kala Majapahit Memiliki Mahapatih Gajah Mada, Siapa Sangka Inilah Sosok Pengganti Gajah Mada yang Justru Membawa Kemunduran Majapahit

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Mahapatih Gajah Mada merupakan sosok mahapatih paling berpengaruh dalam perjalanan panjang Majapahit menuju puncak kejayaan.

Gajah Mada dikenal sebagai sosok patih perkasa yang setia kepada pemangku takhta Majapahit.

Gajah Mada bertekad untuk terus menjaga keutuhan dan melebarkan pengaruh kerajaan.

Salah satu peranannya adalah menyatukan wilayah nusantara seperti yang diucapkannya dalam Sumpah Palapa.

Selama 21 tahun, antara tahun 1336-1357, Gajah Mada melaksanakan misi untuk menyatukan nusantara hingga akhirnya lebih dari 30 wilayah berhasil dikuasai.

Namun, kejayaan Gajah Mada berakhir karena Perang Bubat antara Kerajaan Majapahit dan Sunda Pajajaran pada 1357.

Beberapa tahun setelah peristiwa Perang Bubat, Gajah Mada mengundurkan diri dari jabatan Patih Amangkubumi.

Saat itu, raja Hayam Wuruk kaget dengan pengenduran diri Gajah Mada.

Baca Juga: Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak pada Akhir Abad ke-15

Baca Juga: Inilah Siu Ban Ci, Perempuan Muslim Asal China yang jadi Selir Raja Majapahit dan Melahirkan Putra yang Kelak Jadi Pendiri Kesultanan Demak

Gajah Mada merasa bahwa apa yang dicita-citakannya sudah tercapai.

Tak disangka, sepeninggalan Gajah Mada, kerajaan Majapahit menjadi semakin lemah.

Setelah mundurnya Gajah Mada, pihak istana harus segera mencari penggantinya untuk mengisi jabatan Patih Amangkubumi.

Gajah Enggon pun dipilih untuk menggantikan Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.

Gajah Enggon sendiri merupakan anggota pasukan elit Bhayangkara Majapahit dan menjabat sebagai kepala pasukan.

Pasukan Bhayangkara adalah pasukan khusus yang dibentuk untuk menjaga keluarga raja dan keselamatan rakyat di Majapahit.

Gajah Enggon dilantik sebagai Patih Amangkubumi Majapahit oleh Raja Hayam Wuruk setelah melalui sidang Dewan Sapta Prabu.

Namun, setelah menggantikan posisi Gajah Mada, Gajah Enggon belum mampu mempertahankan dan meneruskan kejayaan Majapahit.

Baca Juga: Kompak Bersekutu Lawan Amerika Serikat, Persahabatan Rusia-China Terancam Bubar Karena Rusia Tergiur Penjualan Senjata Ke Musuh Utama China di Asia Ini

Baca Juga: Tak Gubris Larangan PBB, Korea Utara Luncurkan Rudal Hipersonik yang Berkembang Pesat dari Versi Sebelumnya, Rupanya Ini Tujuan Korut Sebenarnya

Majapahit malah jatuh pada konflik internal dan perang saudara.

Banyak pula daerah kekuasaan Majapahit memisahkan diri dan melakukan hubungan diplomatik dengan China untuk mendapat pengakuan sebagai negara sendiri.

Bahkan, pada masa Mahapatih Gajah Enggon, Majapahit terpecah menjadi dua.

Majapahit Kulon yang berada di Trowulan dan Majapahit Wetan yang berada di Blambangan, Banyuwangi.

Permasalahan lain adalah Gajah Enggon kurang tegas dalam menghadapi konflik antara Majapahit Kulon dan Majapahit Wetan.

Setelah itu terjadi juga perang saudara yang terkenal, yaitu Perang Peregreg yang semakin membuat Majapahit pecah dan berada di ambang keruntuhan.

Baca Juga: Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak pada Akhir Abad ke-15

Baca Juga: Banyak Negara Mengincarnya, Amerika Malah 'Singkirkan' 3 Jet Tempur F-35 Canggihnya dari Penerbangan ke 'Cold Storage', Mengapa?

Artikel Terkait