Penulis
Intisari-Online.com– Saat ini, pemerintahtengah melakukan percepatan vaksinasi untuk 3,2 juta penduduk lagi untuk mencapai target tersebut. Hal itu dilakukan agar Indonesia mencapai target 40 persen populasi tervaksin Covid-19 dengan dosis lengkap pada akhir 2021.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 dan duta adaptasi kebiasaan baru, Reisa Broto Asmoro dalam siaran pers Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Jumat (17/12/2021), mengatakan bahwa hal itu tak terlepas dari dukungan masyarakat.
“Sudah hampir 150 juta warga sudah mendapatkan minimal vaksin pertama, sedangkan 105 juta lebih diantaranya sudah divaksinasi lengkap,” papar Reisa menurut keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
Ia mengatakan, dengan upaya yang dilakukan pemerintah saat ini jumlah penduduk Indonesia yang sudah menerima dua dosis akan bertambah jadi 108 juta orang. Jumlah tersebut, kata Reisa merupakan 40 persen dari total populasi Indonesia.
Pencapaian tersebut terbilang cukup baik bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Seperti diketahui, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan domisilinya tersebar di lebih dari 17.000 pulau.
Oleh sebab itu, capaian vaksinasi tersebut, kata Reisa, mendapat apresiasi di ranah internasional. Apresiasi datang dari Bank Dunia dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Bank Dunia menyebutkan bahwa “the power of partnership” atau gotong royong di Indonesia membuat semua yang terasa mustahil bisa jadi kenyataan. Sementara, Biden mengundang Presiden Joko Widodo untuk ikut serta dalam pertemuan Covid-19 Summit pada September 2021.
“Kami optimis, awal tahun depan, Indonesia sudah bisa mencapai target pogram vaksinasinya, yaitu memvaksinasi 70 persen warga negaranya,” lanjut Reisa.
Saat ini, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah dimulai. Beriringan dengan program tersebut, vaksinasi untuk lansia juga terus digencarkan.
Ketersediaan vaksin masih aman
Pada kesempatan tersebut, Reisa juga mengatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan kebijakan untuk vaksinasi booster. Pasalnya, menurut para ahli vaksin booster diperlukan.
Namun, untuk pelaksanaannya, negara harus sudah mencapai target lebih dari 70 persen populasi tervaksin lengkap. Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak menunda vaksinasi dan segera melengkapi vaksin hingga dua dosis.
Vaksin, kata Reisa, dapat menyelamatkan nyawa serta memberikan perlindungan dari serangan virus SARS CoV-2 yang terus bermutasi untuk mencari cara masuk ke tubuh manusia.
“Ditemukannya varian Omicron di Indonesia harus membuat kita segera mendapatkan perlindungan penuh, yaitu dengan dua kali vaksinasi. Bagi yang belum menerima vaksin dua dosis, jangan ditunda, apalagi tidak dilanjutkan sama sekali,” ujarnya.
Terkait ketersediaan vaksin, pemerintah saat ini melakukan kerja sama multilateral melalui Covax Facility. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menjadi salah satu ketua yang mempimpin 92 kelompok negara berkembang anggota Covax Advance Market Commitment 92.
Terkait jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia, Reisa menyebutkan bahwa suplai vaksin datang hampir setiap hari.
“Sampai saat ini Indonesia telah menerima lebih dari sekitar 418 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi dan bahan baku. Tahun ini, kata Reisa, pemerintah sudah menyediakan paling tidak tujuh jenis vaksin dan Badan POM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin Covid-19,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Reisa kembali mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi sebagai upaya perlindungan kesehatan pada momen akhir tahun.
“Jangan lengah dan kendor, tetap praktikkan (prokes) dengan ketat, agar varian baru apapun yang datiag tetap tidak akan bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat dan tidak merenggut nyawa lagi,” katanya.