Find Us On Social Media :

Berambisi Jadi Militer Tak Terkalahkan di Tengah Warganya yang Kelaparan, Seberapa Besar Militer Korea Utara Sebenarnya?

By Tatik Ariyani, Sabtu, 18 Desember 2021 | 08:41 WIB

Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un

Intisari-Online.com - Awal tahun ini, Kim Jong-un mengatakan dia akan membangun “militer yang tak terkalahkan” dalam menghadapi ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Padahal, sejak Januari 2020, ketika Korea Utara menutup perbatasannya dengan China di saat wabah virus corona mulai bergulir, warga semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.

Dilansir Daily Mail Kamis (28/10/2021), seorang warga di Kota Sinuiju mengungkapkan situasi pangan mereka sudah memasuki gawat darurat dan setiap hari mereka sudah bergelut dengan kelaparan.

Pyongyang berada di bawah beberapa sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang dilarang, yang telah membuat kemajuan pesat di bawah Kim.

Baca Juga: Dilarang Tertawa 11 Hari, Begini Penderitaan Rakyat Korea Utara Saat Kenang Kematian Kim Jong Il

Pengejaran Kim Jong-un terhadap senjata nuklir telah menentukan sepuluh tahun kekuasaannya tetapi telah membuatnya menjadi lebih terisolasi dari sebelumnya, melansir Express.co.uk, Kamis (16/12/2021).

Korea Utara mungkin dipersenjatai lebih baik daripada sebelumnya, tetapi ketergantungannya pada sekutu tetangganya China karena ekonomi yang hancur telah membuat pemimpin itu terikat politik.

Selama 10 tahun sejak kematian ayahnya Kim Jong-il, Kim Jong-un telah memperluas pengawasan invasif dan penindasan terhadap orang Korea Utara, menyangkal kebebasan bergerak orang di dalam negeri dan lintas batas, dan menanggapi krisis virus corona dengan kerawanan pangan yang meningkat yang membuat penduduk negaranya kelaparan.

Proliferasi senjata nuklir Korea Utara membawa negara itu ke ambang perang dengan AS serta menyebabkan Rusia dan China menyetujui sanksi ketat PBB.

Baca Juga: Dulu Sekutu Karena Sama-Sama Berideologi Komunis, Siapa Sangka Rusia dan China Nyaris Menyulut Perang Dunia III Dengan Saling Lempar Bom Nuklir