Penulis
Intisari-Online.com - Bagaimanalatar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok yang sebenarnya?
Peristiwa Rengasdengklok sangat erat kaitannya dengan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karenanya, peristiwa Rengasdengklok membekas erat di sepanjang sejarah Indonesia.
Baca Juga: Ternyata Begini Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Perlu Anda tahu, peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan terhadap dua tokoh utama Indonesia, Soekarno dan Hatta.
Penculikan itu terjadi pada 16 Agustus 1945.
Nah, apa yang menjadilatar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok?
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (3/11/2021), pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu.
Kekalahan Jepang itu lantas memberikan dampak besar bagi Indonesia.
Baca Juga: Seperti Apa Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok?
Tentu saja para pejuang ingin segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sayangnya ada perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda Indonesia.
Golongan tua ingin menunggu apa rencana Jepang. Alasannya takut ada pertumpahan darah.
Sementara golongan muda ingin segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.
Alasannya kemerdekaan Indonesia adalah hak bangsa Indonesia dan tidak terikat dengan bangsa lainnya.
Siapa saja yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok?
Golongan Tua
Tokoh-tokoh yang sering disebut sebagai golongan tua adalah Soekarno dan Mohammad Hatta, para anggota dan pengurus BPUPKI, dan PPKI.
Golongan Muda
Sukarni, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Shodanco Singgih, Wikana, Sayuti Melik, Sudiro, BM Diah, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto Margono, Adam Malik, dan Armansyah.
Para golongan muda itulah yang menculik Soekarno dan Hatta dan membawanya keRengasdengklok.
Tujuannya agar keduanya tidak terpengaruh oleh Jepang.
KetikaSoekarno dan Hatta keRengasdengklok, tokoh golongan muda lainnya memutuskan untuk kembali berdiskusi dengan golongan tua.
Pada akhirnya, para golongan tua dan golongan muda sepakat untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ahmad Subardjo lalu rela menaruhkan nyawanya dengan menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dan menjamin Proklamasi Kemerdekaan terselenggarakan.