Find Us On Social Media :

Gara-gara Ulah China Ini, AS Ketar-ketir dan Gelontorkan Rp53 Triliun untuk Penelitian Senjata Hipersonik Meski Dianggap Buang-buang Duit dan Tidak Jelas

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 22 Oktober 2021 | 10:09 WIB

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Perangkat tersebut dikirim ke luar angkasa, di mana ia dapat dideteksi dan dicegat.

Disebut "sistem pemboman orbital pecahan", atau Fobs, oleh Moskow, sistem itu dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal.

Namun, versi China dari sistem yang diuji musim panas lalu datang dengan twist: yang disebut kendaraan meluncur hipersonik (HGV).

Lintasan glider yang lebih rendah, kecepatan dan kemampuan untuk bermanuver saat mendekati targetnya membuatnya lebih sulit untuk dicegat. 

Baca Juga: Gara-Gara Rudal Hipersonik China Ini Seluruh Dunia Dibuat Geger, Amerika Ketar-Ketir Ungkap Ternyata Ikut Kembangkan Senjata Serupa Untuk Lawan China dan Rusia

Siapa yang mengembangkan senjata hipersonik?

AS, Rusia, dan China memimpin pengembangan hipersonik.

Namun, hanya China dan Rusia yang mengembangkan glider berkemampuan nuklir.

Negara-negara lain, termasuk Inggris, Prancis, Australia, India, Jepang, dan Korea Utara, juga sedang mengerjakan teknologi tersebut.

Baca Juga: Gara-Gara Rudal Hipersonik China Ini Seluruh Dunia Dibuat Geger, Amerika Ketar-Ketir Ungkap Ternyata Ikut Kembangkan Senjata Serupa Untuk Lawan China dan Rusia